Konten dari Pengguna

Meningkatkan Peran Pasien Dalam Pengambilan Keputusan Medis

Dinah Nailah
Saya adalah Mahasiswa Universitas Negeri Makassar
18 Oktober 2024 10:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinah Nailah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/seorang-dokter-wanita-berbicara-dengan-pasiennya-di-depannya-saat-mereka-berbicara-gm1473559421-503662530
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/seorang-dokter-wanita-berbicara-dengan-pasiennya-di-depannya-saat-mereka-berbicara-gm1473559421-503662530
ADVERTISEMENT
Dalam dunia medis modern, pengambilan keputusan medis telah berkembang secara signifikan. Di masa lalu, pendekatan paternalistik merupakan hal yang lumrah, dengan dokter sebagai otoritas absolut dan pasien sebagai penerima instruksi medis yang pasif. Paradigma ini kini bergerak menuju pendekatan yang lebih terintegrasi di mana pasien didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan mengenai kesehatan mereka. Pengambilan keputusan yang melibatkan pasien memberikan perspektif baru yang lebih berpusat pada pasien dan bertujuan untuk meningkatkan hasil kesehatan, kepuasan pasien, dan hubungan pasien-penyedia layanan.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan Peran Pasien dalam Pengambilan Keputusan Medis
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Ketika pasien terlibat aktif dalam pengambilan keputusan medis, informasi yang mereka berikan sering kali meningkatkan pemahaman dokter tentang status kesehatan mereka.Meskipun pasien merupakan sumber informasi utama, informasi berikut tidak selalu dapat ditentukan hanya dari pemeriksaan klinis saja preferensi pribadi, riwayat keluarga, dan bahkan gaya hidup mempengaruhi pilihan pengobatan. Misalnya, pasien yang mungkin memiliki riwayat keluarga alergi terhadap obat tertentu dapat memberikan informasi penting dalam menentukan pengobatan yang lebih aman dan efektif. Dengan melibatkan pasien, dokter dapat menyesuaikan pilihan pengobatan dengan kebutuhan unik pasien dengan lebih baik, sehingga pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diberikan.
ADVERTISEMENT
2. Meningkatkan Kepuasan dan Kepatuhan Pasien
Penelitian menunjukkan bahwa ketika pasien merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, mereka cenderung lebih puas dengan layanan yang mereka terima. Pasien yang merasa didengarkan dan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan preferensi mereka lebih cenderung mematuhi rencana perawatan yang mereka bantu rancang. Hal ini tidak hanya mengurangi rasa frustrasi, namun juga meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan karena pasien merasa terlibat secara emosional dan intelektual dalam setiap langkah proses pengobatan. Misalnya, jika pasien dapat memutuskan jenis pengobatan dan pendekatan pengobatan sesuai dengan preferensi mereka, mereka akan cenderung melakukan pengobatan dengan hati-hati dan aman.
3. Mengurangi Risiko Malapraktik dan Konflik
Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan medis juga mengurangi risiko penipuan dan konflik antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Ketika pasien lebih memahami risiko dan manfaat dari setiap pilihan pengobatan, mereka akan lebih mungkin menerima hasil dari keputusan mereka, bahkan jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan awal mereka. Pemahaman yang sama antara pasien dan dokter menciptakan kejelasan dan transparansi, hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat berujung pada perselisihan dan litigasi. Ketika keterlibatan pasien meningkat, hubungan dokter-pasien diperkuat melalui komunikasi terbuka sehingga menciptakan rasa saling percaya.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatkan Otonomi Pasien
Hak asasi manusia dalam layanan kesehatan menjadi semakin penting. Dengan memberi pasien kendali lebih besar atas keputusan pengobatannya, sistem kesehatan menghormati otonomi dan hak individu untuk memutuskan program pengobatan yang konsisten dengan keyakinan, nilai, dan preferensi pribadinya. Hal ini sangat penting terutama dalam situasi yang melibatkan keputusan etis atau pribadi, seperti kasus akhir hidup atau keputusan pengobatan yang bertentangan dengan keyakinan agama. Dengan memberikan pasien ruang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan medis, dokter juga menghormati hak individu dan meningkatkan kepercayaan dalam hubungan medis.
Tantangan dalam Meningkatkan Peran Pasien
Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/seorang-dokter-wanita-berbicara-dengan-pasiennya-di-depannya-saat-mereka-berbicara-gm1473559421-503662530
Namun, meskipun peran pasien dalam pengambilan keputusan medis menunjukkan banyak manfaat, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan pendekatan ini berhasil diterapkan secara optimal.
ADVERTISEMENT
1. Kurangnya Pengetahuan Medis pada Pasien
Meskipun banyak pasien berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan, tidak semua memiliki pengetahuan medis yang memadai. Pemahaman medis yang terbatas dapat menyebabkan pasien mengambil keputusan yang tidak tepat atau merugikan. Misalnya, pasien dapat dipengaruhi oleh informasi dari sumber yang tidak dapat diandalkan dan belum tentu berdasarkan bukti medis, seperti informasi kesehatan online yang tersedia secara luas. Pasien mungkin juga tertarik pada pengobatan yang populer namun belum terbukti secara ilmiah, atau mereka mungkin menghindari pengobatan yang sebenarnya lebih efektif karena tidak memahami manfaatnya. Dalam hal ini, dokter mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi yang jelas dan edukasi yang tepat untuk membantu pasien mengambil keputusan yang tepat.
ADVERTISEMENT
2. Waktu Konsultasi yang Terbatas
Sistem kesehatan di banyak negara menghadapi masalah terbatasnya waktu untuk setiap konsultasi. Di banyak rumah sakit dan klinik, terutama yang memiliki jumlah pasien yang besar, dokter seringkali hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan setiap pasien. Proses pengambilan keputusan yang partisipatif memerlukan komunikasi yang lebih dalam dan mengharuskan dokter menjelaskan berbagai pilihan pengobatan secara rinci dan membantu pasien mempertimbangkan manfaat dan risiko dari setiap pilihan. Keterbatasan waktu ini dapat menghambat optimalisasi pengambilan keputusan partisipatif.
3. Kesulitan dalam Situasi Darurat
Dalam situasi medis darurat, keputusan harus diambil dengan cepat, namun seringkali tidak ada cukup waktu untuk mendiskusikannya secara rinci dengan pasien. Dalam kasus ini, dokter harus mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman medis mereka sendiri tanpa dapat terlibat sepenuhnya dengan pasien. Otonomi pasien memang penting, namun dalam keadaan darurat keselamatan pasien adalah hal yang terpenting dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat sangatlah penting. Oleh karena itu, pengambilan keputusan partisipatif belum tentu dapat diterapkan pada semua situasi.
ADVERTISEMENT
4. Potensi Konflik antara Pasien dan Dokter
Dalam beberapa kasus, preferensi pasien mungkin bertentangan dengan rekomendasi medis berbasis bukti. Misalnya, pasien mungkin lebih memilih pengobatan yang dianggap lebih "alami" meskipun kemanjurannya belum terbukti, atau mereka mungkin menolak prosedur medis penting berdasarkan keyakinan pribadi. Dalam situasi ini, dokter harus terus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merekomendasikan pengobatan yang memenuhi standar medis, meskipun hal ini dapat menimbulkan ketegangan dengan keinginan pasien. Penting untuk menemukan keseimbangan antara menjaga otonomi pasien dan memberikan rekomendasi medis terbaik.
Kesimpulan
Meningkatkan peran pasien dalam pengambilan keputusan medis jelas dapat memberikan manfaat bagi pasien dan pekerja medis. Dengan mengizinkan pasien untuk berpartisipasi dalam setiap tahap proses pengambilan keputusan, Anda dapat menciptakan lingkungan medis yang lebih terbuka, transparan, dan saling menghormati. Keterlibatan ini juga berkontribusi pada peningkatan konversi kesehatan, karena kemungkinan untuk mematuhi rencana perawatan yang dipahami dan disetujui pasien meningkat.
ADVERTISEMENT
Namun, penting juga untuk menyadari bahwa hubungan dengan pasien bukanlah solusi universal untuk semua kondisi medis. Dalam situasi tertentu, perlu mengambil keputusan cepat mengenai perawatan medis, atau perlu mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi ilmiah yang tidak selalu sesuai dengan keinginan pasien. Dalam situasi ini, dokter bertanggung jawab untuk menjamin bahwa keputusan akan diambil sesuai dengan praktik medis terbaik.
Oleh karena itu, keseimbangan antara keterlibatan pasien dan keahlian dokter penting untuk menjamin pengambilan keputusan yang efektif dan aman. Dengan membangun hubungan antara pasien dan dokter berdasarkan komunikasi terbuka dan rasa saling percaya, maka segala keputusan selalu memberikan manfaat terbaik bagi pasien. Sistem medis juga perlu memberikan ruang dan waktu yang cukup untuk mengambil keputusan kepada dokter dan pasien bahwa merekalah yang terbaik untuk kesehatan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT