Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
ADVERTISEMENT

PANGKALPINANG,babelhits.com -- Maryadi (40) warga Desa Pagarawan, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, harus mendapat perawatan medis setelah diterkam buaya , Rabu (27/3/2019) malam.
ADVERTISEMENT
Ia masih nampak masih trauma saat disambangi sejumlah warga di kediamannya. Dengan kondisi tangan kanan terbungkus perban. Luka yang dialaminya akibat gigitan buaya, membuat Maryadi tak bisa menggerakan tangannya seperti biasa.
Bersandar pada bantal, pria yang kesehariannya sebagai pencari udang ini, menyandarkan tangannya sembari menahan nyeri.
"Nggak tau lagi ada berapa jahitan, mungkin belasan. Ini masih ngilu (nyeri,-red), meski sudah minum obat dari tim medis," tutur Maryadi saat wartawan, Rabu (27/3/2019) malam.
Maryadi menceritakan, ketika itu ia hendak mengambil air payau untuk udang yang masih hidup hasil tangkapannya. Namun secara tiba-tiba diserang seekor buaya muara, beruntung dirinya bisa selamat meski tangan kanannya nyaris putus.
"Mau ambil air asin untuk udang hidup, sudah empat jeriken masih aman. Balik lagi kedua kalinya, pas mau ambil air langsung diterkam buaya," kenang Maryadi.
ADVERTISEMENT
Sekuat tenanga, Maryadi pun berusaha melepas tangannya dari cengkraman mulut buaya. "Kaget tiba-tiba buaya muncul langsung terkam tangan kanan saya, langsung saya keraskan tangan sambil menyebut nama Allah, saya tarik tangan kuat-kuat dan terlepas dari mulut buaya," tuturnya.
Tak lama sudah kejadian, warga bersama aparat desa setempat memburu buaya tersebut. Setelah beberapa jam kemudian buaya sepanjang satu meter berhasil dijerat dengan tali saat berada di tambak milik warga.
Pada Kamis (28/3/2019) pagi, buaya yang berhasil ditangkap warga diserahkan ke tempat penangkaran milik Yayasan Alobi di Pangkalpinang.
"Sebelum ada kawasan pelepasliaran buaya kita tampung dulu dipenangkaran Alobi. Menimbang habitat buaya sudah menyempit di alam Babel, apa lagi daerah DAS banyak tambang ilegal," kata Ketua Alobi, Langka Sani.
ADVERTISEMENT
Meski sudah satu malam dengan kondisi moncong terikat bersama keempat kaki, ditambah jeratan tali disekujur badan, kondisi reptil ganas tersebut dipastikan masih hidup.
"Kondisi buaya aman, karena warga yang menangkap buaya menggunakan jerat bukan pancing. Kalau menggunakan pancing di pastikan buaya akan mati," ujar Langka.
Menurut Langka, buaya termasuk salah satu habitat satwa yang dilindungi undang-undang, mengingat populasinya terus berkurang. Untuk itu warga diimbau tidak membunuh hewan purba ini, jika memang sengaja ditangkap karena meresahkan atau masuk kepemukiman warga.
"Diimbau kepada masyarakat apabila melihat buaya di pemukiman masyarakat segera melaporkannya ke BKSDA atau Alobi Foundation, karena buaya termasuk satwa yg di lindungi," tukasnya.(*)
Penulis: tim babelhtis