Gas Elpiji 12 Kilogram Langka di Belitung Timur

Konten Media Partner
9 Januari 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan (DPMPTSPP) Kabupaten Belitung Timur Asep Suharyanto.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan (DPMPTSPP) Kabupaten Belitung Timur Asep Suharyanto.
ADVERTISEMENT
Jika biasanya gas elpiji subsidi 3 kilogram stoknya habis di pangkalan atau hilang dari pasaran mungkin hal biasa. Namun beda halnya saat gas elpiji non subsidi 12 kilogram yang langka.
ADVERTISEMENT
Sejak dua minggu belakangan ini stok gas elpiji 12 kilogram di Kabupaten Belitung Timur sulit ditemukan. Kalaupun ada, harganya yang semula Rp 175.000 – Rp 180.000, jadi melonjak hingga Rp 200.000 hingga Rp 250.000.
Susahnya mencari gas elpiji diungkapkan oleh Marliawati (44). Pemilik rumah makan di kawasan Jalan Sudirman Manggar ini mengaku sudah seminggu belakangan ini sulit mendapatkan gas tabung 3 kilogram maupun 12 kilogram.
“Ayah saya yang nyari biasanya, sampai mutar-mutar kemana-mana gak ada. Sudah berapa minggu ini lah susahnya,” ungkap Meli sapaan Marliawati di warung makannya.
Warga Desa Mekar Jaya Manggar itu menyesalkan kondisi ini. Mengingat dalam sehari kebutuhan gas untuk dapurnya cukup banyak.
ADVERTISEMENT
“Biasanya tiga kilogram yang susah, ini ngerambat ke yang 12 kilogram juga susah. Tadi ada yang makan di sini cerita di Tanjung (Kabupaten Belitung) sudah mencapai Rp 280 ribu per tabung,” beber Meli.
Erta (29) pemilik Toko Cemara, salah satu sub agen Gas Elpiji di Kecamatan Manggar mengatakan sudah satu minggu belakangan ini tokonya tidak memiliki persediaan gas 12 kilogram. Hal ini menurutnya karena pengiriman dari agen juga tidak pernah datang atau masih kosong.
“Minggu ini stoknya belum pernah datang. Kalau order kita terus, tapi kan stoknya di agen juga masih kosong,” kata Erta.
Menurut Erta kondisi ini terjadi akibat pengiriman gas yang diangkut menggunakan kapal hanya mampu membawa setengah dari muatan, lantaran cuaca yang kurang bersahabat. Seluruh stok gas di Pulau Belitung terkena imbas.
ADVERTISEMENT
“Karena angin kencang, kapal pembawa gas tiga kilo kan pernah dua kali tenggelam jadi dak normal. Begitu datang kapal selanjutnya kapasitas pengiriman barang cuman setengah dari kapal, dak full mana datangnya hanya seminggu sekali setengah pula,” ungkap Erta.
Saat normal, Erta menyatakan gas elpiji tabung 12 kilogram dijual dengan harga Rp 175.000. Namun sejak adanya kelangkaan dia pun menjual dengan harga Rp 185 ribu per tabung.
“Kalau kita kan jual lagi dengan langganan, kayak warung atau pengecer. Jadi kadang harga di mereka bisa naik lagi,” ujar Erta.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan (DPMPTSPP) Kabupaten Belitung Timur Asep Suharyanto menyatakan langkanya gas akibat beralihnya konsumen gas elpiji subsidi tiga kilogram ke non subsidi 12 kilogram.
ADVERTISEMENT
“Kemungkinan menurut analisis kami di lapangan ada peralihan gas tiga kilo ke gas 12 kilo. Kan beberapa waktu lalu kapal pengangkut tiga kilo tenggelam,” terang Asep, saat ditemui Diskominfo Beltim di ruang kerjanya, Jumat (8/1/2021).
Apalagi di kondisi sekarang ini Asep menyatakan permintaan gas sedang tinggi, sedangkan persediaan berkurang. Hal ini menyebabkan harga gas 12 kilogram dan tiga kilogram ikut melambung tinggi.
“Tadi tim kami sudah melakukan pelacakan ke beberapa agen-agen 12 kilogram di Kabupaten Beltim. Kemungkinan kami akan langsung turun mengecek ke lapangan, apakah kelangkaan ini akibat distribusinya yang memang tidak lancar atau ada indikasi ‘permainan’ menahan stok untuk menaikkan harga,” kata Asep.
Senin (11/1/2021) Besok, Dinas Perdagangan juga akan menggandeng Satgas Pangan Polres Beltim untuk turun ke lapangan guna mengecek ketersediaan dan harga gas elpiji 12 kilogram.
ADVERTISEMENT
“Senin besok kita turun. Hasil penelusuran di lapangan nantinya akan kita jadi bahan laporan,” ungkap Asep.
Asep pun mengimbau kepada pedagang agar tidak menaikkan harga gas semaunya di tengah kelangkaan. Apalagi laporan dari masyarakat sudah banyak yang masuk akibat kelangkaan gas dan kenaikan harga jual yang tinggi.
“Memang ini gas non subsidi jadi tidak ada HET (Harga Eceran Tertinggi), namun karena ini barang kebutuhan ada harga yang disarankan oleh Pertamina. Inilah yang akan kami cek,” tukasnya.