Hutan Mangrove Desa Tukak, Objek Wisata dan Sarana Edukasi

Konten Media Partner
3 November 2019 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Cinta jadi salah satu Icon di wisata Hutan Bakau. (Md4)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Cinta jadi salah satu Icon di wisata Hutan Bakau. (Md4)
ADVERTISEMENT
Hutan Mangrove atau Hutan Bakau yang biasa tumbuh alami di daerah pesisir khususnya di Desa Tukak, Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan disulap warga setempat menjadi objek wisata.
ADVERTISEMENT
Bahkan sejak 'disulap' menjadi objek wisata, kawasan ini sudah dikunjungi oleh travelers nasional hingga mancanegara.
Jika travelers mengunjungi tempat wisata ini, travelers akan disambut dengan Jembatan Cinta sepanjang 13,5 meter yang menghubung pintu masuk hutan mangrove. Jangan khawatir pengunjung tidak dikenakan biaya apapun di lokasu ini alias gratis.
Salah seorang turis sedang menyusuri lebatnya Hutan mangrove.
Dengan panjang jembatan semen (permanen) sepanjang 350 meter yang mengelilingi hutan mangrove, wisata tersebut juga disuguhi bermacam habitat yang menghuni wilayah pesisir di situ, dari mulai kepiting remangok (kepiting bakau--red), berbagai jenis monyet, ikan - ikan kecil, dan berbagai burung yang bertengger di hutan bakau tersebut.
Pengunjung juga bisa menikmati pemandangan laut di situ, dan sudah disediakan saung atau gazebo dan tempat duduk yang menghadap langsung ke laut luas, selain untuk pengunjung beristirahat sembari juga berfoto ria dalam momen tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Sadar Wisata Bahari, Anwar yang mendampingi Babelhits mengatakan, setiap weekend para pengunjung wisata tersebut bisa mencapai ratusan orang yang menikmati rimbunan dan kesejukan hutan bakau tersebut.
"Sekitar 500 sampai 800 orang wisatawan yang datang ke sini, mulai dari dalam kabupaten sampai luar kabupaten" ucapnya, Minggu (03/11/2019).
Rimbunan hutan mangrove menambah keasrian dari wisata ini.
Tak hanya itu, wisata hutan magrove ini juga biasa kedatangan pelajar dari dalam maupun luar daerah untuk edukasi hutan mangrove ini.
"Biasa pelajar dari berbagai daerah datang ke sini untuk mempelajari atau beredukasi habitat pesisir di sini, sampai dari Palembang pun ada," tutur Anwar.
Selain pelajar, travelers mancanegara seperti turis dari negara Australia pun pernah mengunjugi hutan wisata ini.
"Wisatawan hutan mangrove ini tidak hanya dari sini, turis dari Australia saat itu mengambil paket kapal untuk menyelusuri hutan mangrove di daerah Sungai Banten, Desa Tukak," ujarnya.
Saung yang disiapkan untuk tempat istirahat para wisatawan.
Selain paket kapal menyusuri Sungai Banten, disediakan juga untuk paket snorkling di pulau - pulau kecil untuk berenang dan snorkeling yang karangnya dijamin bagus untuk berfoto dalam air.
ADVERTISEMENT
"Kalau paket itu harganya Rp 600.000, kalau untuk paket mancing, snorkeling bisa mencapai Rp 800.000 sampai dengan Rp 1 jutaan," jelasnya.
Pengunjung saat sedang menikmati teduhnya hutan mangrove.
Salah satu pengunjung wisatawan disitu, Sarwono beserta keluarganya  mengatakan sudah sering mengunjungi lokasi hutan mangrove.
"Kalau hari libur kita sekeluarga biasa ke sini untuk menikmati hutan mangrove, karena adem dan tepat untuk mengisi hari libur," tukasnya kepada wartawan.