Kota Pangkalpinang Zona Merah, Disdikbud Tunda KBM Tatap Muka

Konten Media Partner
8 Januari 2021 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dikbud Kota Pangkalpinang Eddy Supriyadi.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dikbud Kota Pangkalpinang Eddy Supriyadi.
ADVERTISEMENT
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Pangkalpinang masih mengevaluasi dan menunda proses pembelajaran tatap muka.
ADVERTISEMENT
Lantaran mempertimbangan perkembangan penyebaran COVID-19 Kota Pangkalpinang berada di zona merah.
Pihak sekolah pun didorong melakukan inovasi dan kreativitas metode kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di era pandemi COVID-19.
Kepala Dikbud Kota Pangkalpinang Eddy Supriyadi mengatakan mengingat penting bagi perkembangan psikologi anak didik, pihaknya terus merangkum berbagai formula metode KBM pada masa COVID-19.
"Formula ini yang lagi kita upayakan, inovasi dan kreativitas pembelajaran saat (pandemi COVID-19) ini perlu dicari jalan terbaik," jelasnya.
Ia pun mengingatkan peran orang tua di masa pembelajaran daring, harus memberikan waktu luang untuk anak didik. Jangan justru membiarkan anak lebih asik bermain ke arah negatif bagi perkembangan dan mengganggu perilaku sosial anak.
"Sudah pasti pendidikan terbaik adalah lingkungan keluarga, utamanya para orang tua. Mereka tahu perkembangan anak-anak mereka mulai dari lahir kecil sampai besar," imbau Eddy.
ADVERTISEMENT
Surat terkait penundaan tatap muka kepada kepala satuan pendidikan tingkat PAUD/TK, SD dan SMP Negeri maupun Swasta telah dilayangkan 4 Januari 2021. Ini dibenarkannya, dalam surat tadi tertuang bukan hanya penundaan tapi juga agar evaluasi dalam menerapkan metode KBM tatap muka dalam diformulasikan.
"Maka pembelajaran tatap muka perlu jangan sampai psikososial anak terganggu," jawab pria yang akrab disapa Edo ini.
Tentu dengan mengedepankan konsep dasar Psikologi pendidikan, pihaknya akan terus mendorong satuan pendidikan melakukan inovasi dan kreativitas KBM tatap muka.
"Metode pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang simpel titik berat psikososial, pembangunan karakter, penguatan dan disiplin disaat tatap muka," terang Edo.
Proses tatap muka dimaksud memang tidak mesti dilakukan dengan datang ke sekolah, namun tatap muka daring. Disini peran orang tua dalam mendampingi anak serta membantu mengontrol capaian pengajaran pada anak didik dapat terealisasi.
ADVERTISEMENT
"Proses pembelajaran memang dirangkum dibuat dengan daring dan teknologi," sambungnya.
Melihat perkembangan penyebaran COVID-19 di Kota Beribu Senyuman ini, pihaknya belum bisa memastikan kapan pembelajaran tatap muka akan dibuka. Kalau pun dibuka kembali, dipastikannya penerapan protokol kesehatan akan sangat ketat.
"Polanya rasio siswa yang masuk dan penerapan prokes yang ketat," tukas Edo.(*)