Limbah Masker di Kabupaten Bangka Selatan Masih Terabaikan

Konten Media Partner
23 Februari 2021 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Limbah masker berserakan dipemukiman warga.
zoom-in-whitePerbesar
Limbah masker berserakan dipemukiman warga.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Limbah masker skala rumah tangga sudah menjadi hal yang lumrah di masa pandemi COVID-19 saat ini. Hal tersebut tak menutup kemungkinan mempunyai dampak yang negatif di kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di Bangka Selatan sendiri, limbah masker non-medis baik itu 3 ply dan masker kain, sejauh ini belum ada penanganan khusus dari Pemkab Bangka Selatan.
Sebut saja penanganan dari Dinas Perumahan, kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Kabupaten Bangka Selatan yang mengelolah kebersihan di Kota Toboali.
Kepala Dinas PKPLH Bangka Selatan, Gatot Wibowo menuturkan, pihaknya sampai saat ini belum ada penanganan secara khusus dalam pemilahan sampah masker di lingkungan masyarakat hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Secara khusus belum ada. Namun kami hanya memberi imbauan kepada petugas kebersihan di lapangan untuk tidak menyentuh secara langsung semua sampah masker," tutur Gatot, Selasa (23/2/2021).
Menurut Gatot, sampah Masker di tengah pandemi ini masih tergolong sampah biasa yang masih bisa dibuang di TPA.
ADVERTISEMENT
"Maka dari itu, penanganan sampah masker sementara ini masih bersifat imbauan kepada petugas kebersihan kita, agar hati-hati dalam penanganannya atau pengumpulannya," ujarnya.
Terpisah, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Provinsi Bangka Belitung, Jesix Amundian saat di konfirmasi menegaskan pihaknya sangat mempunyai perhatian dengan persoalan limbah masker di tengah pandemi saat ini.
"Jelas kami dari WALHI Provinsi Kepulauan Babel punya perhatian penting akan persoalan limbah. Apalagi limbah masker," ucap Jesix saat dihubungi Selasa (23/2/2021).
Kendati pihaknya sampai saat ini belum melakukan kajian jumlah atau volume limbah masker masyarakat, WALHI dalam hal ini memantau penanganan limbah masker di Babel umumnya.
"Berdasarkan pemantauan kami, baik wilayah perkotaan maupun wilayah perdesaan di Babel, limbah masker dibuang sama seperti limbah lainnya, seperti limbah plastik," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut pihaknya, lanjut Jesix, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota harus mempunyai andil untuk penanganannya.
"Seperti menyediakan petugas khusus untuk mengambil limbah masker masyarakat. sebab bukan tidak mungkin, masker-masker yang terkumpul yang dianggap sampah menjadi perantara menyimpan virus.Terlebih Virus Corona. Makanya, pemerintah, masyarakat, dan semua pihak harus menganggap serius terkait limbah masker ini," ungkapnya.
Pihak WALHI Babel juga masih menunggu kebijakan dari pemerintah dan verifikasi dari pihak rumah sakit terkait penanganan limbah masker ini.
"Sebab angka peredaran masker bukan hanya di masyarakat, tapi juga di rumah sakit dan pemerintah," tutupnya.