Pariadi Kaget, Ratusan Pohon Karetnya Terendam Limbah Tambang

Konten Media Partner
26 Desember 2019 16:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pariadi pemilik kebun karet menunjukkan kondisi limbah yang masuk ke perkebunannya.
zoom-in-whitePerbesar
Pariadi pemilik kebun karet menunjukkan kondisi limbah yang masuk ke perkebunannya.
ADVERTISEMENT
Pariadi (62) dan istrinya Ernawati (50) warga Kecamatan Toboali, terkejut melihat satu hektar kebun karet miliknya terendam air bercampur lumpur merah yang diduga imbas limbah tambang besar di sekitar kebunnya di kawasan Parit 3, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
ADVERTISEMENT
Ratusan pohon karet yang sudah ditanaminya semenjak sembilan tahun yang lalu setengahnya sudah mati akibat terendam limbah tambang sejak dua pekan terakhir.
Saat dijumpai sejumlah wartawan di lokasi kebunnya, Pariadi mengatakan semua batang karet tersebut sudah siap sadap. Namun ia bisa pasrah setelah kejadian tersebut. Padahal harapan satu-satunya pada hasil karet nantinya untuk biaya sekolah anaknya yang saat ini duduk di sebuah pesantren.
"Lihat saja pak, udah kayak sungai, dulu rimbun daunnya, bisa bapak liat itu sudah setengah hektar batang karet sudah pada kering dan mati. Padahal sudah siap sadap semua pak," keluh Pariadi sembari menunjukkan setengah hektar kebunnya yang mati, Kamis (26/12/2019).
Setelah melihat kejadian tersebut, Pariadi mencari sumber masalah yang mengakibatkan kebun karetnya terendam limbah tambang.
ADVERTISEMENT
“Saat saya cek, Dam (tanggul—red) aliran limbah tambang dekat sini jebol pak, jadi limbahnya masuk ke kebun saya, limbah lumpur merah itu sudah setinggi lutut kita orang dewasa pak," tutur Pariadi.
Sementara itu, Susi anak angkat Pariadi mengharapkan pemilik tambang mau tanggung jawab dan mau ganti rugi terhadap kebun karet milik ayah angkatnya tersebut.
"Kalau sudah dicemari limbah mana bisa lagi ditanam pak, kita tidak mampu mengolah limbah yang sudah dalam ini pak, padahal sudah 9 tahun menunggu untuk disadap, dan atas kejadian tersebut kita harap akan diganti rugi sewajarnya pak," tukas Susi.