Pembelian Gas Melon di Beltim Gunakan Kartu Kendali Brizzi

Konten Media Partner
16 Oktober 2021 19:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati beltim, Burhanudin saat melaunching kartu Brizzi.
zoom-in-whitePerbesar
Bupati beltim, Burhanudin saat melaunching kartu Brizzi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mulai tanggal 21 Oktober 2021 mendatang, pembelian gas subsidi tiga kilogram atau gas melon di Kabupaten Belitung Timur akan menggunakan kartu kendali gas subsidi.
ADVERTISEMENT
Pembelian dengan Kartu Brizzi ini diklaim akan membuat penyaluran gas bersubsidi lebih tepat sasaran.
Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Belitung Timut, Tri Astuti Ramadahani Haliza mengatakan masyarakat kurang mampu atau usaha kecil tidak bisa lagi membeli gas melon menggunakan uang tunai namun harus menggantinya dengan Kartu Brizzi.
"Nanti pembelian gas elpiji tiga kilo tidak lagi bisa pakai uang tunai, tapi harus pakai kartu kendali elpiji. Kita saat ini sosialisasi ke pangkalan dulu, untuk penggunaan kartu dan aplikasi Brimola,” kata Tri.
Menurut Tri, dengan digunakannya kartu Brizzi ini pemakaian gas bersubsidi akan lebih tepat sasaran. Mengingat, hanya keluarga yang tidak mampu serta pelaku UMKM yang menerima kartu.
“Kan yang ngusulkan nama-nama penerima kartu ini dari desa sesuai aturan BPH Migas. Kita sudah salurkan ke 10 desa, kita akan kejar penyaluran sebelum 21 Oktober ini ke seluruh penerima,” ungkap Tri.
ADVERTISEMENT
Dengan digunakannya kartu ini, Tri menjamin harga penjualan gas tiga kilogram di pangkalan akan sama dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Dengan kartu ini juga harga jual gas akan sesuai HET. Tapi nanti jatah untuk pembelian per bulannya juga akan dibatasi, kalau tidak salah hanya tiga tabung untuk satu kepala keluarga,” ujar Tri.
Selain itu pula penggunaan kartu Brizi dan aplikasi Brimola akan memudahkan pemerintah untuk mengecek atau evaluasi sekiranya terjadi kelangkaan gas subsidi di lapangan.
“Ini juga sebagai alat evaluasi kita, alat e-monitoring kita ketersedian stok dan sistem penjualan. Kalau ada kelangkaan kita dapat ninjau dari sistem Brimola ini,” jelas Tri.
Sementara itu salah seorang pemilik pangkalan gas, Vivi mengaku agak keberatan dengan penggunaan kartu kendali gas, mengingat pasar atau konsumen untuk gas tiga kilogram akan menjadi lebih sempit. Saat ini saja diakuinya stok gas tiga kilogram masih menumpuk di kiosnya.
ADVERTISEMENT
“Otomatis jadi lebih susah kita jualnya. Dak pakai kartu atau tunasi saja sulit jualnya, apalagi sudah harus pakai kartu,” kata Vivi.
Selain itu, pemilik pangkalan gas dari Kecamatan Gantung ini menyebut jika keuntungan yang diperoleh dari penjualan gas tiga kilogram sangat tipis, apalagi jika harga penjualan ditetapkan dengan HET saat ini.
“Karetnya saja bisa Rp 1.000 satunya. Belum lagi ditambah kita harus balikin modal saat pertama harus mendaftar menjadi pangkalan, sekitar Rp 80 juta minimal modal awalnya,” ungkap Vivi.
Sales Branch Manager Pertamina Rayon VI Palembang Muhammad Agung Afrizal menyarankan agar pangkalan gas bersubsidi dapat ikut menjual gas non subsidi 12 kilogram untuk menambah keuntungan penjualan gas. Hal ini mengingat penjualan gas subsidi hanya diperuntukkan bagi pemegang kartu kendali.
ADVERTISEMENT
“Bisa, nanti pangkalan bisa juga menjual gas non subsidi. Tabung 12 kilo itu bisa mereka jual, tetap dengan tunai,” saran Agung.
Menurut Agung penggunaan kartu kendali gas akan resmi dimulai pada 21 Oktober 2021 mendatang. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yang akan meluncurkan secara resmi pengunaan kartu kendali elpiji.