4 Alasan Mengapa Susu Formula Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas Bayi

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
8 Mei 2019 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Susu Formula Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Susu Formula Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Susu formula merupakan alternatif makanan untuk bayi ketika pada alasan tertentu, bayi tidak bisa meminum ASI. Namun tahukah, Moms, ternyata pemberian susu formula dianggap dapat meningkatkan risiko obesitas pada bayi.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, para ahli kesehatan anak merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sekitar enam bulan. Beberapa organisasi yang merekomendasikan hal ini adalah Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional Australia (NHMRC), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan American Academy of PediatricsI (AAP).
Organisasi tersebut juga merekomendasikan makanan padat untuk diperkenalkan setelah si Kecil berusia enam bulan. Sementara itu, menyusui harus tetap dilanjutkan setidaknya selama satu tahun.
Bayi yang tidak minum ASI berisiko lebih dapat terkena infeksi pernapasan, infeksi telinga, infeksi gastrointestinal, SIDS, dan necrotising enterocolitis pada bayi prematur. Selain itu, ketidakhadiran ASI dalam menu makanan si Kecil meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas.
Ada empat alasan yang menjadi penyebabnya:
ADVERTISEMENT
Sebaiknya, Moms mengikuti beberapa tips berikut jika memang si Kecil harus minum susu formula:
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist