6 Faktor Risiko Mastitis Berulang pada Ibu Menyusui

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2019 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

6 Faktor Risiko Mastitis Berulang pada Ibu Menyusui

ADVERTISEMENT
Mastitis, peradangan payudara karena melimpahnya pasokan ASI atau infeksi, tidak akan menyakiti si Kecil. Kemungkinan yang terjadi adalah ini dapat mengurangi suplai ASI di payudara yang terkena.
ADVERTISEMENT
Jangan menunda pengobatan apabila Moms menunjukkan gejala mastitis lagi. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan abses payudara, yang mungkin perlu dikeringkan melalui jarum atau operasi.
Jika Moms telah berulang kali menderita mastitis, bicarakan dengan dokter. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, mastitis berulang dapat menjadi tanda peringatan tumor payudara.
Jika menderita mastitis lebih dari sekali, itu bisa berarti bahwa Moms masih mengalami masalah menyusui yang membuat payudara tidak terkuras sepenuhnya. Kemungkinan lainnya adalah antibiotik yang Moms minum tidak bekerja dengan cukup baik atau Moms tidak mengonsumsi seluruhnya. Kemungkinan lainnya adalah Moms mungkin masih rentan terhadap kondisi tersebut karena lelah dan stres. Jika demikian, cobalah untuk beristirahat lebih banyak.
Kebanyakan ibu menyusui tidak mengalami serangan mastitis berulang atau saluran susu yang tersumbat. Namun, kondisi mastitis berulang selalu bisa terjadi, terlebih apabila terdapat faktor risiko tambahan, termasuk:
ADVERTISEMENT
1. Pengobatan mastitis sebelumnya yang tidak memadai
Pengobatan yang lambat, salah, dan tidak cukup lama membuat mastitis gagal untuk pulih sepenuhnya. Beberapa ibu menyusui kembali mendapati saluran susu mereka tersumbat dari kasus mastitis subklinis yang sedang berlangsung.
Faktor risiko terkait adalah saluran susu yang tersumbat sebelumnya. Saluran ini dapat berubah bentuk ("sedikit terulur") di lokasi tersumbat sebelumnya yang dapat membuat area tertentu lebih berisiko untuk tersumbat di masa mendatang. Untuk mengurangi risiko ini, jagalah agar susu tetap mengalir dengan baik segera setelah saluran yang tersumbat selesai diobati.
2. ASI tidak terkuras sepenuhnya setiap menyusui atau memompa
Apakah si Kecil mengaitkan lidahnya dengan benar selama menyusui? Apakah posisi menyusui sudah optimal? Masalah dengan keduanya dapat memengaruhi drainase ASI, dan kapan pun aliran ASI terhambat Moms berisiko mengalami saluran susu tersumbat dan mastitis. Penyebab ASI tidak terkuras lainnya termasuk tidak memberikan ASI sesuai jadwal atau tiba-tiba memotong waktu menyusui, membawa dompet atau tas berat di satu sisi, menggendong bayi dengan posisi tidak optimal, mengenakan bra atau pakaian yang menekan jaringan payudara, menggunakan pelindung puting, lebih sering memompa untuk mengosongkan payudara daripada menyusui, berolahraga yang melibatkan gerakan berulang dari lengan atas, dan payudara pernah dioperasi/luka/terbentur.
ADVERTISEMENT
3. Masalah puting payudara
Sekresi susu kering di puting, kerusakan puting, lepuh susu, infeksi sekunder seperti thrush (infeksi yeast atau jamur) dapat menyebabkan peradangan di dalam saluran susu yang meningkatkan risiko saluran susu tersumbat atau mastitis.
4. Kondisi kesehatan ibu secara umum
Lelah, sibuk, stres, atau khawatir meningkatkan risiko mastitis. Selain itu, kondisi tidak fit seperti sakit, anemia, alergi makanan, dan perubahan hormon, dapat membuat Moms rentan terhadap penyumbatan saluran susu dan mastitis berulang. Kebiasaan yang membuat badan tidak sehat seperti merokok juga harus dihilangkan karena dapat menurunkan resistensi terhadap infeksi.
5. Pola makan ibu
Daya tahan terhadap infeksi akan meningkat apabila Moms makan secara teratur dan makan banyak makanan serta sayuran segar. Kurangnya cairan yang cukup dapat menyebabkan saluran susu tersumbat. Oleh karena itu, pastikan Moms minum sesuatu setiap kali menyusui atau memompa ASI.
ADVERTISEMENT
Moms juga harus mengurangi konsumsi lemak jenuh yang ada dalam lemak hewani. Konsumsi satu sendok makan lesitin ke dalam diet Moms setiap hari karena telah terbukti membantu melancarkan saluran susu yang tersumbat.
Terlalu banyak garam atau terlalu sedikit garam dalam diet telah dikaitkan dengan masalah mastitis. Maka dari itu, Moms juga harus mempertimbangkan konsumsi garam agar seimbang.
6. Kesehatan bayi
Kondisi si Kecil yang sedang sakit kadang-kadang dapat menjadi faktor penyebab mastitis. Bakteri di belakang tenggorokan dapat masuk ke dalam saluran susu dan menginfeksi saluran tersebut. Dokter akan mengusap tenggorokan si Kecil untuk mengambil sampel jaringan. Jika jaringan tenggorokannya positif mengandung bakteri, maka si Kecil juga harus dirawat bersama Moms. Kultur ASI juga dapat membantu tim medis menentukan pengobatan terbaik (memilih antibiotik yang cocok).
ADVERTISEMENT
Itulah enam faktor yang meningkatkan risiko mastitis berulang pada ibu menyusui. Jangan lupa untuk selalu memeriksakan diri ke dokter setiap ada satu atau lebih gejala terlihat.