Konten dari Pengguna

7 Tanda Si Kecil Alami Gangguan Integrasi Sensorik

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
5 Agustus 2019 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

7 Tanda Si Kecil Alami Gangguan Integrasi Sensorik

ADVERTISEMENT
Pengalaman sensorik termasuk sentuhan, gerakan, kesadaran tubuh, penglihatan, suara, bau, rasa, dan tarikan gravitasi. Proses otak mengatur dan menafsirkan informasi ini disebut integrasi sensorik. Proses tersebut memberikan fondasi penting untuk pembelajaran dan perilaku yang lebih kompleks di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar anak-anak, integrasi sensorik berkembang dalam kegiatan anak-anak biasa. Kemampuan perencanaan motorik adalah hasil alami dari proses ini, seperti kemampuan untuk beradaptasi dengan sensasi yang masuk. Tetapi, bagi beberapa anak, integrasi sensorik tidak berkembang seefisien yang seharusnya. Ketika proses ini tidak teratur, sejumlah masalah dalam pembelajaran, pengembangan dan perilaku mungkin menjadi jelas.
Tidak semua anak dengan masalah belajar, perkembangan, atau perilaku faktor penyebabnya adalah kesulitan integrasi sensorik. Namun, ada beberapa indikator yang dapat memberi sinyal kepada orang tua bahwa faktor kesulitan integrasi sensorik mengakibatkan masalah-masalah tersebut. Ada beberapa indikator yang menandai kesulitan integrasi sensorik ini yaitu:
1. Terlalu sensitif terhadap stimulasi berupa sentuhan, gerakan, visual, bau, rasa, dan suara
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat terlihat dari perilaku seperti mudah tersinggung atau menarik diri ketika disentuh, menghindari tekstur pakaian atau makanan tertentu, mudah teralihkan perhatiannya, reaksi ketakutan terhadap aktivitas gerakan biasa seperti berayun atau berputar.
2. Kurang reaktif terhadap stimulasi sensorik
Berbeda dengan mereka yang terlalu sensitif, seorang anak yang kurang responsif dapat selalu mencari sensasi yang melibatkan indra seperti berputar-putar atau menabrak orang dan benda. Dia mungkin tampak tidak menyadari rasa sakit atau posisi tubuhnya. Beberapa anak berfluktuasi ekstrem antara respons yang terlalu sensitif dan kurang responsif.
3. Tingkat aktivitas yang luar biasa tinggi atau rendah
Anak yang mengalami gangguan integrasi sensorik mungkin terus-menerus bergerak atau lambat dalam melakukan pemanasan dan mudah lelah. Sama seperti gejala sebelumnya, beberapa anak mungkin mengalami fluktuasi ekstrem antara tingkat aktivitas tinggi dan rendah.
ADVERTISEMENT
4. Masalah koordinasi
Anak yang memiliki gangguan integrasi sensorik biasanya memiliki keterampilan motorik, baik kasar atau halus, yang buruk. Keseimbangan yang luar biasa buruk, kesulitan besar dalam belajar melakukan tugas baru yang memerlukan koordinasi motorik adalah dua gejala masalah koordinasi.
5. Keterlambatan bicara, bahasa, keterampilan motorik, atau prestasi akademik
Gejala ini mungkin terlihat pada anak usia prasekolah bersama dengan tanda-tanda lain dari integrasi sensorik yang buruk. Pada anak usia sekolah, mungkin ada masalah di beberapa bidang akademik meskipun kecerdasan normal.
6. Organisasi perilaku yang buruk
Impulsif, mudah teralih perhatiannya, dan menunjukkan kurangnya perencanaan saat melakukan tugas-tugas merupakan beberapa tanda integrasi sensorik yang buruk. Beberapa anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan situasi baru. Yang lain mungkin bereaksi dengan frustrasi, agresi, atau menarik diri ketika mereka mengalami kegagalan.
ADVERTISEMENT
7. Konsep diri yang buruk
Seringkali seorang anak dengan kesulitan pemrosesan sensorik “tidak merasa benar”. Seorang anak yang cerdas mungkin tahu bahwa beberapa tugas lebih sulit daripada yang lain tetapi mungkin tidak tahu alasannya. Anak ini bisa sering merasa bosan, malas, atau tidak termotivasi. Beberapa anak bahkan mengembangkan strategi untuk menghindari tugas-tugas yang sulit atau memalukan. Ketika ini terjadi, anak mungkin dianggap bermasalah atau keras kepala. Ketika sebuah masalah sulit dipahami, orang tua dan anak-anak mungkin menyalahkan diri mereka sendiri. Ketegangan keluarga, konsep diri yang buruk, dan perasaan putus asa secara umum mungkin menguasai diri anak yang mengalami gangguan tersebut.
Apabila Moms mendapati si Kecil menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera hubungi dokter. Ingatlah bahwa Moms harus melihat apa yang ingin disampaikan oleh perilaku yang si Kecil tunjukkan, daripada melihat perilaku itu sebagai negatif atau “buruk”. Pandangan ini sangat berpengaruh pada bagaimana cara menanggapi setiap tonggak pertumbuhan si Kecil.
ADVERTISEMENT