Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Adakah Pengaruh Makanan Tertentu Terhadap Kandungan Gas dalam ASI?
29 Mei 2019 20:56 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kita ketahui, beberapa makanan dapat menyebabkan perut memproduksi banyak gas. Nah, para ibu menyusui sering bertanya-tanya apakah makanan “bergas” yang mereka konsumsi akan menyebabkan ASI mereka mengandung gas atau tidak.
ADVERTISEMENT
Konsultan laktasi, Jan Berger, mengatakan bahwa bayi yang disusui atau minum susu botol tentu akan mempunyai kandungan gas dalam perutnya terlepas dari apa yang dia makan. Gas adalah bagian dari proses pencernaan. Semua orang, baik bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa memilikinya. Hanya saja, bayi belum memiliki kontrol penuh akan gas dalam sistem pencernaannya sehingga wajar saja jika mereka bersendawa atau kentut sembarangan.
Pada umumnya, jika si Kecil mengeluarkan gas dalam bentuk apa pun, itu bukan suatu hal yang perlu dikhawatirkan. Dan itu tidak berarti bahwa Moms yang menyusui makan sesuatu yang seharusnya tidak Moms makan. Jika si Kecil memiliki gas yang berlebihan atau terlihat sangat tidak nyaman dengan hal tersebut, Moms mungkin harus mengevaluasi kembali diet Moms atau cara Moms menyusui si Kecil.
ADVERTISEMENT
Anehnya, makanan yang dapat memproduksi cukup banyak gas dalam perut Moms tidak memengaruhi ASI yang Moms produksi. Makanan seperti brokoli, kol, bawang putih, makanan pedas, dan keripik kentang tidak akan memengaruhi ASI karena gas yang mungkin Moms rasakan adalah reaksi lokal di saluran pencernaan Moms.
Penyebab paling mungkin bagi si Kecil yang bermasalah dengan gas dalam saluran pencernaannya adalah produk susu dalam makanan yang Moms konsumsi. Susu, keju, yogurt, puding, es krim, atau makanan makanan apa pun yang mengandung susu, produk susu, kasein, whey, atau natrium kasein di dalamnya, serta makanan lain seperti gandum, jagung, ikan, telur, dan kacang tanah dapat menyebabkan masalah gas dalam perut.
Jangan terlalu membatasi diet Moms pada firasat bahwa si Kecil mungkin memiliki kepekaan terhadap makanan. Akan tetapi, jika Moms curiga bahwa makanan tertentu membuat si Kecil menderita, Moms bisa mencoba menghilangkan makanan tersebut dari diet Moms selama seminggu untuk melihat apa yang terjadi. Beberapa makanan membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk benar-benar hilang dari sistem Moms sepenuhnya. Akan tetapi, Moms seharusnya dapat melihat peningkatan dalam perilaku si Kecil dalam beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Jika si Kecil baik-baik saja ketika Moms tidak makan makanan tersebut selama beberapa waktu, maka cobalah makanan itu lagi dan lihat bagaimana dia merespons. Mungkin perlu beberapa percobaan, tetapi dengan menghilangkan satu makanan yang dicurigai pada satu waktu Moms mungkin bisa mengetahui makanan apa saja yang tidak si Kecil sukai. Moms juga dapat berkonsultasi dengan konsultan laktasi untuk membantu mengevaluasi kasus ini.
Jika Moms memproduksi banyak ASI (mampu menyusui si Kecil bahkan masih sisa), si Kecil mungkin menderita “kelebihan laktosa”. Kondisi ini terjadi ketika si Kecil mengonsumsi banyak foremilk. Susu jenis itu memiliki lebih sedikit lemak untuk memperlambat proses pencernaan. Akibatnya, enzim dalam sistemnya yang mencerna laktosa tidak dilepaskan dengan cukup cepat untuk melakukan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi kelebihan laktosa, Moms dapat menyusui hanya di satu sisi payudara setiap sesi menyusui, atau Moms dapat menyusui dua kali di satu sisi sebelum menyusui dengan sisi yang lain. Namun, penting bagi Moms untuk berbicara dengan konsultan laktasi untuk memastikan ini adalah pokok masalahnya sebelum Moms mencoba menyusui hanya pada satu sisi setiap kali. Jika tidak, Moms dapat secara tidak sengaja menyebabkan persediaan ASI Moms berkurang.