news-card-video
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Alat Kontrasepsi Non Hormonal

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
13 September 2018 17:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alat Kontrasepsi Non Hormonal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Anda yang sudah berkeluarga tentu mempunyai penataan untuk masa depan, termasuk dengan memikirkan anak sebagai generasi penerus keluarga. Namun di sisi lain, mungkin ada beberapa faktor lain yang mengharuskan Anda menunda kehamilan. Salah satu cara untuk menunda kehamilan adalah menggunakan alat kontrasepsi. Terdapat dua jenis alat kontrasepsi, yaitu hormonal dan non hormonal.
ADVERTISEMENT
Alat Kontrasepsi Non Hormonal
KondomKondom merupakan salah satu alat kontrasepsi non hormonal yang terbuat dari karet, kulit hewan atau lateks dengan tekstur yang tipis dan digunakan pala alat kelamin laki-laki sebelum melakukan hubungan intim. Kondom digunakan untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina.
Intra Uterin Device (IUD)/SpiralIUD terbuat dari plastik kecil yang umumnya berbentuk T. Penggunaannya dimasukkan pada rahim perempuan oleh ahli medis yang sudah terlatih. Kebanyakan dari IUD ini hanya berbentuk plastik saja, namun ada juga yang dilapisi tembaga. Ada IUD yang mengandung hormon dan ada juga yang tidak mengandung hormon. Bentuk IUD pun beragam, ada yang berbentuk S, T, 7, bahkan berbentuk seperti sepatu kuda, namun memiliki fungsi yang sama dalam mencegah kehamilan.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini penggunaan IUD menjadi pilihan karena tidak ribet dalam perawatan. Anda hanya akan terlibat ketika pemasangan, setelahnya Anda akan terlindung dari risiko kehamilan tanpa harus menggunakan apa-apa lagi, dan bisa menggantinya dalam jangka waktu tertentu. Atau Anda bisa melepaskannya kapan saja ketika sudah tidak lagi membutuhkannya.
Cara kerja dari IUD ini adalah menghalangi pergerakan sperma ke arah sel telur, sehingga sel telur akan gagal dibuahi. Selain itu, IUD juga menebalkan lendir pada dinding rahim sehingga jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, maka tidak akan bisa menempel pada dinding rahim.
Namun beberapa kekurangan dari IUD ini adalah bisa mengubah siklus haid pada 3 bulan pertama sejak pemasangan, dan akan berkurang kembali setelah 3 bulan. Darah haid jua bisa keluar lebih banyak dalam waktu yang lebih lama. Pasangan Anda juga mungkin mengeluh rasa sakit karena terkena potongan benang IUD.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor