Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Alergi Susu Sapi pada Bayi dan Penanganannya
18 September 2018 10:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai, Moms!
Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman pribadi tentang alergi susu sapi yang dialami oleh anak saya.Â
ADVERTISEMENT
Apa Saja Tandanya?
Anak saya lahir dengan berat yang normal 2,7 kilogram dan setelah melahirkan saya tidak dapat langsung menyusui anak saya karena ASI tidak keluar, jadilah anak saya diberikan susu sapi. Waktu itu anak saya diberikan susu Enfamil Gentle Care untuk usia 0-12, saya tidak mengerti apa bedanya dengan susu lain.
Setelah minum itu selama 1 minggu, akhirnya saya berhentikan dan coba memberikan ASI karena ASI saya sudah keluar. Tapi yang keluar hanya sedikit dan anak saya tidak mau menyusu karena mungkin air susunya kurang dan dia sudah terbiasa dengan sufor.Â
Akhirnya saya memutuskan untuk memompa ASI agar dapat diberikan melalui botol, tapi apalah daya anak saya tetap tidak mau menyusu dari air ASI. Akhirnya saya berikan sufor merek Enfamil A+ 1 untuk usia 0-6 bulan, anak saya sangat menyukai susu itu. Akhirnya saya berhenti memberi ASI karena ASI-nya juga kering dan tidak keluar lagi walau sudah dibantu dengan vitamin.
ADVERTISEMENT
Setelah minum SUFOR Enfamil selama hampir 1 bulan, anak saya mulai menunjukkan tanda-tanda alergi. Dimulai dari munculnya ruam pada area wajah, kepala, tangan, dan badan. Awalnya saya kira dia hanya kepanasan dan berkeringat sehingga menimbulkan bercak merah. Namun setelah dicoba cara alternatif menggunakan bedak tabur biang keringat, ternyata tidak mengubah apa pun, malah disertai diare yang tak berkesudahan.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Kemudian saya memutuskan untuk membawanya ke dokter spesialis anak, awalnya dokter hanya mengatakan bahwa itu adalah biang keringat lalu diberikan salep penghilang ruam yang dioleskan setiap habis mandi.
Setelah sekitar 1 minggu, saya menerapkan apa yang dokter sarankan, ternyata tidak membuahkan hasil. Menurut dokter, mencret yang dialami adalah proses pembuangan sisa kotoran sewaktu lahir dan ruam adalah biang keringat.Â
ADVERTISEMENT
Karena merasa tidak puas dengan 1 dokter, akhirnya saya pergi ke dokter lain. Dokter tersebut mengatakan bahwa anak saya mengalami gejala alergi susu sapi, yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dihindari saja.
Dokter pun memberikan resep susu untuk alergi, mereknya adalah Pepti Junior. Harganya waktu itu kisaran Rp 450.000,- per kaleng ukuran 400 gr dan disarankan untuk tidak meminum susu sebelumnya.
Akhirnya kami mencoba susu tersebut, berharap akan mengurangi ruam dan mencret, tapi apa yang terjadi di luar harapan, tubuh anak saya malah bertambah merah dan disertai muntah. Setelah saya coba ternyata susunya sangat pahit dan tidak enak, kemudian esoknya saya balik lagi ke dokter tersebut menanyakan solusi lain.
ADVERTISEMENT
Dokter pun menyarankan untuk meminum Enfamil Gentle Care, seketika saya sadar bahwa itu adalah susu pertama yang anak saya minum. Kata dokter, susu itu bagus untuk anak yang alergi susu sapi seperti anak saya. Akhirnya kami mengganti lagi dengan susu tersebut dan memang benar, ruam pada seluruh badan hilang dan BAB mulai lancar.Â
Jadi apa yang perlu kita lakukan saat si Kecil alergi susu sapi? Dengan cara mencegahnya, mengganti susu tersebut dengan susu yang khusus alergi dan mengenali ciri-cirinya.
Bila terdapat ruam pada area wajah, tangan, dan badan selama berminggu-minggu yang tidak sembuh juga walau sudah diolesi salep dan cream, segera periksakan anak ke dokter spesialis anak. Jangan sampai terlambat mengetahui gejalanya dan jangan memaksakan anak untuk meminum susu sapi karena akan berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, saya juga memberikan Sebamed Baby Cream untuk mengurangi ruam di tubuhnya.
Semoga bermanfaat.
By: Vanessa Renata