Anak Itu Rezeki

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
30 September 2019 9:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Anak Itu Rezeki

ADVERTISEMENT
Mempunyai anak memang suatu kebahagiaan yang tidak terkira. Namun bagaimana jika mempunyai anak yang tidak terplanning atau dalam kata lain “kebablasan”?
ADVERTISEMENT
Ini yang saya alami saat hamil anak kedua. Saya hamil anak kedua di saat anak pertama saya baru berusia 1 tahun 3 bulan. Ya, saya dan suami “kebablasan” kalau bahasa kami menyebutnya. Ya, saya memang belum KB karena mau pasang IUD tapi masih takut.
Awal tahu saya hamil, perasaan saya campur aduk. Antara senang, tapi juga takut, bahagia tapi juga sedih. Kenapa takut & sedih? Saya takut nantinya saya tidak bisa adil membagi perhatian antara anak pertama dengan anak kedua saya. Saya takut malah perhatian terbesar saya pada anak kedua dan mengabaikan anak pertama saya. Saya sedih harus membagi kasih sayang saya untuk anak kedua, dan berbagai macam perasaan takut yang lain. Saya juga ada perasaan seperti belum siap untuk tambah anak lagi. Ego saya pun muncul, saya merasa kebebasan saya akan hilang dan semakin terbatasi dua tahun ke depan. Saya akan terjebak mengurus dua anak di rumah, sementara suami saya bisa bebas pergi. Bagaimana nanti biaya melahirkan, biaya sekolah dan biaya-biaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Begitu besar perasaan berkecamuk di dalam hati dan pikiran saya, sampai saya akhirnya menangis. Sedih berhari-hari, tapi saya menyembunyikan perasaan itu dari suami saya. Sampai akhirnya saya tidak sanggup menanggung perasaan itu sendiri dan menceritakannya kepada suami.
Kata-kata yang keluar dari suami saya sungguh saya tidak saya sangka dan membuat saya berfikir ulang dan menerima kehamilan anak kedua ini dengan ikhlas.
“Sayang, anak itu rezeki dari Allah SWT, kita harus bersyukur karena gak setiap wanita dikasih rezeki anak dengan cepat, km coba lihat ada beberapa teman kamu yang sudah beberapa tahun menikah belum punya anak. Mereka sangat menantikan, tapi Allah SWT mungkin lebih mempercayakan kamu sebagai ibu. Soal rezeki, aku akan bekerja dengan lebih giat dan keras lagi untuk kamu dan anak-anak kita. Insya Allah ada jalannya. Dan aku seneng kita mau punya anak lagi”
ADVERTISEMENT
Mendengar itu saya terasa tertampar dan terbuka pikiran saya. Saya langsung sadar dan menikmati kehamilan kedua yang lumayan berat karena mual muntah sampai tidak bisa makan sama sekali, dengan bahagia dan ikhlas.
Alhamdulillah anak kedua saya sudah lahir dengan gemasnya dan membawa kebahagian bagi kami sekeluarga.