Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Anakku Anemia Defisiensi Besi: Stunting Mengancam
29 Juni 2019 14:58 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anakku Anemia Defisiensi Besi: Stunting Mengancam
ADVERTISEMENT
Hai moms, kali ini saya akan bercerita tentang anak laki-laki saya yang terkena anemia defisiensi besi. Dulu saya menganggap anemia itu hal yang biasa karena saya sendiri juga anemia, tidak disangka ternyata anemia akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi si Kecil. Dampak anemia ini sudah terlihat pada anak saya dari dulu. Betapa menyesalnya saya.
ADVERTISEMENT
Awalnya si Kecil demam tinggi sudah 3 hari turun naik, pernah sampai 40 derajat celcius, batuk dan flu nya tidak terlalu parah, mencret, tidak mau makan, sering mengeluh sakit perut dan alat vitalnya. Akhirnya saya memutuskan untuk membawa ke dokter. Karena kami memiliki keanggotaan BPJS, saya dan suami membawa anak saya ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Setelah diperiksa oleh dokter umum, dokter memberikan rujukan untuk diperiksa lebih lanjut di Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit karena dikhawatirkan demam berdarah.
Keesokan harinya kami ke rumah sakit bertemu dengan Dokter Spesialis Anak. Setelah diperiksa, dokter menganjurkan untuk dilakukan pengecekan darah dan urin. Setelah dilakukan pengambilan darah dan urin kami pun pulang ke rumah.
ADVERTISEMENT
Seminggu kemudian, kami kembali lagi ke rumah sakit karena dijadwalkan untuk kontrol kembali. Lembar hasil pemeriksaan darah dan urin pun dibaca oleh dokter. Ternyata anak saya terkena diare akut, infeksi saluran kemih dan yang paling mengejutkan anak saya terkena anemia defisiensi besi. Akhirnya kami dibekali beberapa obat termasuk suplemen zat besi. Sedih sekali rasanya moms, teringat memang banyak sekali kesalahan saya terutama pada pola makan si Kecil dulunya. Apalagi masalah stunting yang akhir-akhir ini lagi mem-booming membayangi pikiran saya.
Jika ditelisik lebih jauh, dulunya anak saya memang susah sekali makan alias sering melakukan gerakan tutup mulut. Sekalinya makan mungkin hanya 3 sampai 4 suap saja. Saya tidak pernah memaksa anak saya untuk makan karena yang pernah saya baca justru jika anak dipaksa untuk makan malah akan membuat trauma. Sejak itu kemudian saya pun cuek jika anak saya tidak mau makan. Ternayat inilah kesalahan terbesar saya. Anak saya pun kekurangan zat gizi terutama zat besi akibat pola makan yang salah dan makanan yang tidak adekuat.
ADVERTISEMENT
Jika melihat dari grafik KMS di buku pink, sudah setahun belakangan ini berat badan anak saya memang susah sekali naiknya. Semenjak usia 2 tahun sampai sekarang berusia 3 tahun, berat badannya selalu di angka 12 sampai 12,5 kg. Hal ini pernah saya tanyakan ke dokter anak lainnya, tetapi dokter anak selalu bilang "Tidak apa-apa selagi anaknya sehat dan aktif, wajar jika berat badan anak tidak naik". Mendengar perkataan dokter anak tersebut membuat saya menjadi tenang. Sekarang saya menyadari, dibalik ketenangan saya dulu ternyata ada hal buruk yang mengancam tumbuh dan perkembangan anak saya.
Kebetulan saya memiliki keponakan laki-laki yang umurnya 1 tahun lebih muda dari anak saya, anak saya saat ini berusia 3 tahun, keponakan saya berusia 2 tahun. Jika dibandingkan pertumbuhan anak saya dan keponakan saya tersebut, anak saya memiliki badan yang lebih kecil daripada sepupunya itu. Keponakan saya juga memiliki tinggi yang hampir sama dengan anak saya. Selain itu berat badannya juga lebih berat jika dibandingkan dengan anak saya. Dulu saya pernah menanyakan hal ini kepada dokter anak, dokter pun mengatakan hal yang sama "Tidak apa-apa selagi anaknya sehat dan aktif, wajar jika berat badan anak tidak naik. Ibunya juga kecil kok, turunan dari ibunya juga". Lagi-lagi saya dibuat tenang.
ADVERTISEMENT
Anemia defisiensi besi menyebabkan anak tidak nafsu makan, oleh karena itu berat badannya susah sekali naik. Semenjak anak saya mengkonsumsi suplemen zat besi dari dokter, alhamdulillah nafsu makannya meningkat. Berat badannya sudah bertambah 500 gram selama sebulan konsumsi zat besi ini. Mulai sekarang saya mulai mengubah pola makan si Kecil agar lebih teratur, selain itu memberikan makanan yang adekuat terutama makanan yang mengandung zat besi seperti ati ayam. Dan yang terpenting, saya belajar untuk tidak cuek terhadap pertumbuhan si Kecil.