Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apa Itu Helicopter Parenting dan Apa Dampaknya?
6 April 2019 9:15 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Moms pernah mendengar "helicopter parenting"? Helicopter parenting adalah Pola pengasuhan orang tua yang selalu mengawasi dan mengontrol tingkah laku anak. Helicopter parenting terjadi ketika orang tua berusaha untuk sebisa mungkin selalu ada di dekat anak dan mengawasi segala gerak-geriknya demi memastikan kondisi anak agar tetap baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah anak harus selalu bersama orang tua, tidak boleh pergi jauh-jauh, memilih kegiatan di sekolah atau di luar sekolah sesuai pilihan orang tua, mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajiban anak seperti mengerjakan PR, memilih bakat sesuai pilihan orang tua, dan sebagainya. Hal yang menjadi alasan pola ini terjadi adalah karena orang tua percaya bahwa pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik untuk anak.
Alasan orang tua melakukan ini antara lain:
ADVERTISEMENT
Pola asuh helikopter ini akan berdampak pada anak, antara lain:
Menghambat keterampilan anak
Karena segala sesuatu dikerjakan oleh orang tua dan anak tidak diberikan kesempatan untuk mencoba banyak hal untuk berkembang seperti memakai baju atau sepatu sendiri, merapikan mainan sendiri akan membuat anak berada pada titik yang tidak berkembang. Jika dibiarkan, maka dengan seiringnya waktu anak akan tumbuh dengan sifat yang tidak mandiri dan selalu mengandalkan orang tuanya.
Menurunkan rasa percaya diri
Karena selama ini orang tua yang menentukan apa yang harus anak lakukan, anak anak tumbuh menjadi tidak percaya diri serta tidak bisa mengambil keputusan yang terbaik karena takut salah dan gagal. Sebab, selama ini pesan yang tersampaikan adalah "orang tua saya tidak percaya kalau saya bisa melakukan satu hal."
ADVERTISEMENT
Depresi dan kecemasan pada anak
Anak yang selalu diatur dalam kehidupannya oleh orang tua untuk menjadi yang orang tua inginkan. Dampaknya, anak akan merasa tak berhak memilih apapun hingga membuatnya depresi dan selalu cemas.
Anak tidak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
Jika orang tua selalu memberi solusi atau bahkan turun tangan setiap kali anak memiliki masalah, anak tidak akan belajar untuk mengambil keputusan akan masalahnya dan belajar dari kesalahan yang diambil.
Kita pasti sangat ini menjadi orang tua yang selalu melindungi anak. Namun, kita harus sadar bahwa semua itu ada batasnya. Berikan anak kebebasan yang bertanggung jawab akan pilihan dan kebutuhannya. Beri tahu kepada anak untuk berdiskusi tentang hal yang akan dipilih atau dijalani sehingga anak akan bahagia. Mereka juga akan sangat senang karena orang tua mendukung apa yang dia pilih. Jika nanti anak gagal akan pilihannya, tugas kita adalah berada disampingnya dan mendukungnya untuk bangkit.
ADVERTISEMENT
Happy parenting Moms!
Semoga bermanfaat.
By Andreana Friska
Copyright by Babyologist
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini