Apa Itu Sindrom Asperger?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2018 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa Itu Sindrom Asperger?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sindrom Asperger adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk lebih ringan dari Autism Spectrum Disorder (ASD). Gejala autisme berkisar dari sangat ringan hingga berat dan mempengaruhi cara kerja otak serta bagaimana seseorang berinteraksi secara sosial.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti anak-anak dengan ASD yang lebih berat, anak-anak dengan Asperger mengembangkan kemampuan bahasa awal dan kecerdasannya secara normal.
Bagaimana Asperger Didiagnosis?
Cara psikiater mendiagnosis autisme telah berubah, dokter dan terapis tidak lagi menggunakan istilah "Asperger's syndrome". Sebaliknya, semua anak dengan autisme termasuk anak-anak dengan autisme yang kurang berat seperti Asperger, sekarang hanya didiagnosis dengan ASD.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak diperiksa autisme pada usia 18 bulan dan 24 bulan.
Dokter dan psikolog menggunakan tes perilaku untuk membuat diagnosis. Dokter juga meminta orangtua untuk menggambarkan perilaku tidak biasa yang mereka amati pada anak mereka, seperti tidak tersenyum atau mengoceh, tidak melakukan kontak mata, atau tidak menanggapi namanya.
ADVERTISEMENT
Berapa Banyak Anak yang Menderita Asperger?
Tidak ada statistik yang dapat menunjukkan jumlah orang sebelumnya yang didiagnosis menderita sindrom Asperger. Tetapi menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS, 1 dari 68 anak memiliki gangguan spektrum autisme, dan 4 hingga 5 kali lebih sering terjadi pada anak pria daripada anak wanita.
Apa Tanda dan Gejala Autisme Termasuk Gejala Asperger?
Seorang anak dengan autisme memiliki keterampilan sosial yang buruk, minat, aktivitas, atau perilaku yang berulang. Tidak seperti anak-anak dengan autisme yang lebih berat, seorang anak dengan autisme yang ringan mungkin memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata dan mengembangkan keterampilan bahasa awal secara normal. Gejala biasanya terlihat sekitar usia 3 tahun ketika anak mulai bersosialisasi dengan anak-anak lain.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda Peringatan Autisme
Kesulitan menggunakan atau memahami isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh
Kesulitan memahami humor, ejekan, dan kiasan
Nada yang monoton, kurangnya irama, atau nada suara yang aneh dalam berbicara
Gagal membangun hubungan dengan anak-anak lain
Menghindari kontak mata
Ingin sendirian
Ketidakmampuan untuk berbagi minat atau prestasi dengan orang lain, seperti tidak menunjukkan atau membawa objek yang menarik
Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain atau berbagi perasaan
Minat yang obsesif
Kesal karena perubahan kecil
Gerakan ganjil atau berulang, seperti ketukan tangan atau jari atau memutar, goyang, atau berputar-putar
Kecanggungan
Keasyikan dengan bagian-bagian objek
Reaksi yang tidak biasa terhadap rasa, penampilan, penciuman, atau perasaan
Berbicara yanng terlalu formal, seperti tidak menggunakan bahasa gaul atau kiasan
ADVERTISEMENT
Apa yang Menyebabkan Autisme Ringan Seperti Asperger?
Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan gangguan spektrum autisme, termasuk bentuk yang lebih ringan, seperti Asperger. Para ahli berpikir, ASD adalah kondisi genetik yang berkembang selama awal kehamilan dan memiliki banyak penyebab. Selain gen, faktor lain seperti memiliki orangtua yang lebih tua, berjenis kelamin pria, dan terpapar racun lingkungan bisa menjadi penyebab.
Beberapa orangtua khawatir bahwa vaksin masa kanak-kanak biasa, seperti vaksin campak, gondong, rubella (MMR), dapat menyebabkan autisme. Banyak penelitian besar selama bertahun-tahun belum menemukan hubungan antara autisme dan vaksin. Menurut Institute of Medicine, American Academy of Pediatrics, dan CDC, tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan gangguan spektrum autisme.
Bagaimana Perawatan untuk Autisme?
ADVERTISEMENT
Perawatan autisme bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Meskipun tidak ada obat untuk autisme, semakin cepat seorang anak memulai pengobatan, semakin baik hasilnya.
Beberapa yang dapat membantu untuk perawatan autisme adalah dokter anak, guru, psikolog, atau ahli terapi okupasi.
Meskipun tidak ada obat untuk mengobati autisme, terkadang anak-anak dengan ASD memiliki kondisi lain yang ketika diobati dengan obat tertentu dapat membantu meringankan beberapa gejala autisme.
---------------------
Semoga bermanfaat.
By: Silvia Rahmawati