Konten dari Pengguna

Apakah Boleh Menambah Rempah Pada MPASI?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
1 Mei 2018 21:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apakah Boleh Menambah Rempah Pada MPASI?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa hari yang lalu ada seorang Mom yang curhat ke saya tentang kegalauannya menghadapi anaknya yang lagi susah makan. Salah satu tips dari saya yaitu penambahan rempah-rempah pada makanan bayi. Kita sebagai orang dewasa saja tidak mau makan kalau makanannya terasa hambar atau kurang sedap. Apalagi di awal MPASI, biasanya makanan bayi hanya sekedar dikukus atau direbus. Saya dulu juga sempat galau karena Attar tidak mau makan. Ketika saya cicipi makanannya, rasanya memang hambar dan tidak enak. Saya saja tidak mau kalau disuruh makan, apalagi Attar. Saya mulai berpikir kalau Attar maunya makanan yang rasanya sedap tanpa penambahan gula dan garam.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya boleh atau tidak menambahkan rempah pada makanan bayi? 
Kepercayaan bahwa bayi hanya boleh makan makanan hambar, menurut Susanna Block, dokter anak dan pemilik situs World Baby Foods adalah mitos semata. “Tidak ada bukti ilmiahnya, hal itu hanya mitos bahwa bayi hanya boleh makan makanan hambar.” tegas Susanna. Apalagi, bayi pun sudah mengenal berbagai rasa karena ibunya mengonsumsi berbagai jenis makanan melalui ASI yang ia terima. Meskipun rasanya tidak 100% sama, tapi bayi bisa merasakannya secara samar-samar.
Kapan boleh memperkenalkan rempah-rempah pada MPASI? 
berdasarkan wholesomebabyfood.com, rempah-rempah boleh diperkenalkan ketika bayi sudah mulai MPASI. Tetapi DSA banyak yang menyarankan di usia 8 bulan karena menghindari terjadinya gangguan pencernaan. Dan jangan lupa, like any other new food, please follow the “4 day wait rule” when introducing spices and herbs.
ADVERTISEMENT
Rempah-rempah memang harus dikenalkan dengan rasa yang tidak berlebihan sehingga tidak mengalahkan rasa dari makanan aslinya. Kadang rasa rempah bisa menimbulkan rasa mual. Menurut pediatrik, memang tidak boleh berlebihan, karena bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Selebihnya Mom dapat konsultasikan lagi dengan DSA ya. 
Apa manfaat rempah-rempah untuk makanan bayi? 
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang umumnya digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet/perisa. Banyak rempah-rempah yang dulunya digunakan dalam pengobatan. Contohnya seperti jahe yang baik dikonsumsi ketika sedang flu. Kunyit yang mengandung antioksidan. Adas yang berfungsi untuk membantu gangguan pencernaan atau kolik. Banyak sekali manfaat dari rempah-rempah untuk tiap jenisnya ya Mom. 
ADVERTISEMENT
Selain sebagai obat tradisional atau obat herbal, rempah-rempah juga dapat menambah selera makan bayi. Tambah berselera makannya krn sedap walaupun tanpa gula dan garam. 
“Tidak ada bukti ilmiahnya, hal itu hanya mitos bahwa bayi hanya boleh makan makanan hambar.”
Apakah Boleh Menambah Rempah Pada MPASI? (1)
zoom-in-whitePerbesar
Rempah apa saja yang bisa ditambahkan di baby's food? 
Sebagai orang Indonesia, pasti ketika masak tidak bisa lepas dari rempah-rempah lokal yang beraneka ragam. Rempah-rempah baik lokal maupun impor, ada yang sudah berbentuk bubuk ya Mom. Saya paling suka rempah bubuk kalau dipakai untuk membuat MPASI. Berikut ini beberapa rempah-rempah yang biasanya saya pakai untuk membuat menu MPASI: 
ADVERTISEMENT
Bawang putih, bawang merah, bawang bombay, jahe, kunyit, temu kunci, kemiri, kencur, lengkuas, daun salam, daun jeruk, daun prei (daun bawang), serai, seledri, oregano, fenugreek, kapulaga jawa, kapulaga arab, ketumbar, poppy seed (biji kaskas), jinten, adas, pala, biji kenari, cengkeh, kayu manis, kluwek, daun pandan, daun ganti (rempah untuk soto banjar), bunga lawang. Itulah rempah yang udah dicoba attar. Masih mau explore rempah-rempah lain lagi. 
Semoga bermanfaat.
By: Nawang Khusnul Muliawaty.
Â