Konten dari Pengguna

Apakah Ruam Merupakan Gejala HIV?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
8 September 2018 15:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apakah Ruam Merupakan Gejala HIV?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Moms, sekitar 90 persen orang yang mengidap HIV mengalami perubahan pada kulit mereka, seperti munculnya ruam. Ruam sering menjadi salah satu gejala pertama infeksi HIV. Umumnya, ruam HIV muncul sebagai lesi (jaringan yang rusak karena cedera atau penyakit) merah kecil ganda yang datar dan meningkat.
ADVERTISEMENT
Namun, seseorang yang memiliki ruam di kulit belum bisa dipastikan mengalami HIV. Karena ruam pada kulit ini bisa terjadi karena banyak faktor, termasuk faktor obat, virus, atau beberapa penyebab lainnya. Ruam bisa dikatakan sebagai gejala HIV jika disertai dengan gejala-gejala lainnya.
Mengapa HIV Menimbulkan Ruam?
HIV membuat seseorang lebih rentan terhadap masalah kulit karena virus menghancurkan sel sistem kekebalan yang melawan infeksi. Co-infeksi yang dapat menyebabkan ruam, di antaranya:
moluskum kontagiosum
herpes simpleks
sinanaga
Munculnya ruam biasanya berlangsung dalam kurun beberapa waktu, dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya.
Ruam yang Berhubungan dengan Obat-obatan
Selain disebabkan oleh co-infeksi HIV, ruam juga dapat disebabkan oleh obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati HIV atau infeksi lain dapat menyebabkan ruam. Ruam jenis ini biasanya muncul dalam satu atau dua minggu setelah memulai pengobatan baru. Ruam karena reaksi alergi terhadap obat bisa menjadi serius. Gejala lain dari reaksi alergi termasuk kesulitan bernapas atau menelan, pusing dan demam. Terkadang ruam akan hilang dengan sendirinya. Jika tidak, perubahan dalam obat mungkin diperlukan.
ADVERTISEMENT
Stevens-Johnson syndrome (SJS) adalah reaksi alergi yang jarang terjadi pada pengobatan HIV. Gejalanya meliputi demam dan pembengkakan wajah dan lidah. Ruam yang melepuh, yang dapat melibatkan kulit dan selaput lendir, muncul dan menyebar dengan cepat. Ketika 30 persen kulit terpengaruh, itu disebut nekrolisis epidermal beracun, suatu kondisi yang mengancam jiwa. Jika ini berkembang, maka perawatan medis darurat diperlukan.
Meskipun ruam dapat dikaitkan dengan obat HIV atau HIV itu sendiri, penting untuk diingat bahwa ruam merupakan kondisi umum yang bisa terjadi pada siapa saja, dengan banyak penyebab lainnya.
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor