Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Baby Blues Membuatku Ingin Memberikan Anakku pada Orang Lain
5 September 2019 9:06 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Baby Blues Membuatku Ingin Memberikan Anakku pada Orang Lain
ADVERTISEMENT
Baru baca judulnya aja udah ngeri ya moms. Ya aku mengalami fase itu. Saat aku rasanya ingin memberikan anakku pada orang lain. Pengalaman hamil dan melahirkan yang aku alami sangat tidak mudah. Sejak awal kehamilan hingga akhir banyak sekali masalah yang aku alami. Mulai dari flek, keputihan hingga kontraksi dini, yang membuat aku banyak bedrest. Melahirkan pun tidak mudah bagiku meski aku melahirkan secara SC. Ketubanku pecah dan aku mengalami kontraksi yang tiada henti selama 3 jam sebelum SC yang rasanya super duper sakit sekali.
ADVERTISEMENT
Setelah pulang kerumahpun bagiku rasanya tidak mudah. Aku menggigil kedinginan dan sangat sulit BAB yang membuatku kesakitan. Belum cukup disitu, seminggu setelah melahirkan, baby Jess kuning dan harus menjalani fototerapi selama 24 jam, dan aku harus menyediakan ASIP setiap 2 jam sekali, pumping dengan menggunakan pompa ASI manual. Sekali pompa selama satu jam dan hanya menghasilkan 30ml ASIP.
Perjuangan pumping pun terus berlanjut hingga baby Jess berumur satu bulan. Pumping 12 kali sehari, dua jam sekali guna mencukupi kebutuhan cairan baby Jess agar tidak kembali kuning. Benar-benar menguras tenaga dan waktu, terutama waktu tidurku. Sementara itu baby Jess sering banget BAB. Sehari bisa 10-15 kali. Terutama malam hari sehabis minum susu, selalu BAB. Terkadang, baru selesai memasangkan diapers, baby Jess sudah BAB lagi.
ADVERTISEMENT
Sebulan berlalu dan baby Jess nggak mau minum pake dot, frekuensi pumping pun jadi berkurang, dan aku bisa sedikit beristirahat sambil menyusui. Tapi dunia serasa tidak berpihak pada kenyamanan waktu istirahatku setelah seharian aktifitas. Pada malam hari baby Jess nggak mau tidur, selalu nangis dan minta gendong sampai pagi. Kadang sampai jam setengah 7 pagi. Dan itu berlangsung sampai baby Jess berumur 3 bulan. Nggak pernah tidur tiap malam. Sedangkan aku, setelah menjalani proses melahirkan secara SC, aku sering sekali demam tinggi dan nyeri tulang. Jika demam, payudaraku terasa sangat penuh dan sakit sehingga harus dipompa.
Walaupun aku dibantu oleh mama ku, tetap saja aku merasa sangat menderita. Entah kenapa aku merasa sangat kelelahan dan tidak sanggup lagi melanjutkan kehidupan seorang mommy baru yang menurutku sangat menyiksa. Tak jarang aku tidur dan membiarkan baby Jess menangis dan tidak menolongnya. Tak jarang juga setiap malam aku memberikan ASI dari kulkas yang dingin tanpa dihangatkan pada baby Jess karena saking ngantuknya. Setiap hari aku marah karena waktuku habis untuk memompa ASI dan mencuci serta mensterilkan botol susu yang semua aku lalukan secara manual karena belum punya steam sterilizer. Aku selalu merasa mual dan nggak ada nafsu makan, sehari cuma makan 1-2 kali saja.
ADVERTISEMENT
Dan semua kelelahanku ku ungkapkan pada suamiku. Aku memintanya untuk memberikan baby Jess pada orang lain agar aku terbebas dari semua kerepotan serta aku bisa beristirahat tenpa gangguan dari tangisan baby Jess. Tapi Tuhan itu sungguh sangat baik, Dia memberikanku suami dan mama yang begitu sabar serta pengertian. Suamiku dan mamaku membantuku menggendong baby Jess setiap malam. Suamiku membelikanku steam sterilizer untuk memudahkanku mensterilkan botol susu baby Jess dan bottle warmer agar baby Jess tidak lagi minum ASIP dingin. Dia begitu sabar saat aku marah karena tengah malam baby Jess BAB.
Sungguh aku bisa bertahan karena dukungan dari orang-orang disekitarku. Aku nggak tau apa yang akan terjadi jika aku tidak memiliki suami dan mama seperti yang aku miliki sekarang. Menurutku kunci penting untuk mengobati baby blues adalah support dari orang-orang disekitar kita. Rasa sayang dan dukungan yang mereka berikan pada kita dapat membantu kita melalui masa-masa sulit pasca melahirkan.
ADVERTISEMENT