Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Babysitter - Saver or Disaster?
4 Juli 2019 17:58 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Babysitter - Saver or Disaster?
ADVERTISEMENT
Ketika kita hamil, kadangkala kita masih belum sadar sejauh mana dunia kita akan berubah setelah anak lahir. Satu atau dua anak, tiga atau empat anak, yang jelas ketika kita sudah berstatus sebagai ibu, segalanya tidak sama lagi. Pengorbanan yang diberikan sangat besar dan tidak berujung. Maka, mayoritas ibu berusaha dan/atau menginginkan adanya helper, seperti babysitter.
ADVERTISEMENT
Saya memiliki satu anak, dan juga memiliki babysitter yang telah bekerja untuk saya hampir 2 (dua) tahun, persis ketika saya lahir, dia datang. Jadi, babysitter saya ini sudah bekerja sejak hari pertama. Sebagaimana seorang babysitter pada umumnya, dia bertugas untuk menjaga dan mengurus kebutuhan bayi. Keberadaan seorang babysitter, bisa membantu atau malah membawa bencana. Kenapa? Bayangkan seseorang yang asing, kita undang masuk ke dalam rumah, hidup berdampingan dengan kita dan anak selama hampir 24 jam di bawah atap yang sama. Salah memilih orang, bukannya terbantu, malah bisa-bisa terancam. Ada suster yang baik sekali, tapi tidak sedikit juga yang nakal dan berbahaya.
Dalam kasus saya, saya sangat bersyukur dan beruntung memiliki babysitter saya saat ini, yang bisa saya percaya dan sejauh ini bekerja dengan sangat baik dan tulus. Lalu, bagaimana caranya kita bisa menemukan babysitter yang pas? Saya ingin share disini beberapa hal yang bisa jadi pertimbangan atau penilaian Moms jika ingin mempekerjakan babysitter.
ADVERTISEMENT
1. Cari yayasan yang terpercaya/koneksi dari orang yang anda percayai.
Betul, yayasan yang terpercaya tidak menjamin 100% babysitter yang ditawarkan itu terpercaya. Tidak ya, Moms. Semua balik ke orangnya. Tetapi, minimal dari yayasan yang terpercaya, kita bisa mendapatkan service yang baik dan mendapat pertanggungjawaban jika ada masalah. Jika Moms ragu dengan yayasan, bisa mencari koneksi lewat orang yang anda percayai.
2. Wawancara kandidat babysitter selengkap-lengkapnya, dan pastikan Moms memiliki syarat tersendiri.
Saya sendiri mengambil babysitter dari sebuah yayasan. Ketika saya ditawari 2 kandidat, saya meminta nomor telepon babysitter yang saya inginkan untuk saya interview via telepon. Disitu saya bisa mendengar suaranya, bagaimana dia merespon, dan sebagainya. Saya bertanya hal-hal yang menjadi syarat saya, seperti lama bekerja, umur, latar belakang, pengalaman bekerja, mengapa berhenti, sejauh apa niat mau bekerja, apakah sudah tahu risiko dan tanggung jawab menjaga bayi, keberatan atau tidak bekerja di lokasi tempat tinggal saya, apa yang menjadi ekspektasi saya, apa yang menjadi ekspektasi dia, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
3. Percayai perasaan dan bisikan hati nurani. Jangan pernah hiraukan bad feelings.
Buka mata lebar-lebar, buka hati lebih besar lagi. Terkadang, hati nurani kita bisa memberitahukan sinyal-sinyal tersendiri serta kita bisa merasa sreg dan tidak sreg terhadap seseorang. Jangan tertipu dengan penampilan, kata-kata baik dan perilaku yang baik saja, semua orang berpotensi untuk berbohong dan bermuka dua ya Moms. Jadi, terus dalami perasaan kita dan rasakan feeling kita terhadap babysitter yang kita pekerjakan. Kenapa? Karena jika ia tidak kompeten, tidak tahu apa yang dilakukan, atau parahnya tidak peduli dengan apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan, nyawa anak bisa jadi taruhannya. Terutama di bulan-bulan awal bekerja, perhatikan seluruh tingkah lakunya, bagaimana dia mengerjakan tugasnya, bagaimana dia menjaga dan mengurus bayi kita, dan sedalam mana pengetahuannya. Kalau Moms merasa ragu/tidak sreg/merasa khawatir dengan orang tersebut, segera buktikan feeling yang Moms rasakan, dan pada momen-momen itu jangan tinggalkan anak berdua dengan babysitter. Karakter itu sangat bisa terbaca dan terlihat, serta karakter itu tidak bisa berubah. Misalnya, jika Moms pernah memergoki dia membentak anak Moms, that's already a red flag, don't ignore it. Do something. Jangan tunggu beberapa kejadian baru mengambil tindakan. Kalau dia berani membentak, tidak menutup kemungkinan di lain kesempatan dia pernah/akan main tangan. Ini bahaya sekali, apalagi jika anak masih belum bisa melapor dengan jelas atau curhat kepada kita. Nyawa bisa jadi taruhannya.
ADVERTISEMENT
4. Penuhi hak mereka, sehingga kita bisa meminta mereka memenuhi kewajiban mereka.
Pastikan hak-hak mereka terpenuhi dengan baik dan layak. Maksudnya apa Moms? Pastikan mereka memiliki tempat tidur yang layak. Pastikan mereka berada dalam lingkungan yang aman. Pastikan perut mereka kenyang. Pastikan mereka dalam kondisi yang fit dan sehat. Pastikan mereka bisa beristirahat dengan layak. Pastikan gaji mereka terbayar tepat waktu. Ketika suster saya membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga (di saat saya sedang tidak memiliki ART - padahal saya tidak pernah memintanya, bahkan untuk mencuci piring saja saya tidak minta karena saya tahu itu bukan pekerjaannya), saya menghargai ketulusannya dengan memberikan dia bonus uang, agar dia tahu bahwa saya menghargai dan mengakui kerja kerasnya walaupun itu bukan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Setelah hak-hak mereka terpenuhi, kita bisa meminta mereka untuk memenuhi kewajiban mereka.
5. Perlakukan babysitter sebagai anggota keluarga.
Berlebihankah? Buat saya, tidak. Saya sering mendengar masukan seperti ini, "Ah, mereka-mereka ini, sama aja. Banyak dramanya. Gak usah kebaikan sama mereka lah, ujung-ujungnya kita yang makan hati." Hmm, saya mendengarkan, tetapi saya tidak setuju 100%. Yang saya lihat, adalah babysitter akan menjadi salah satu orang terdekat kita dan kepada anak kita. Dia yang menidurkan anak kita. Dia yang menyiapkan makanan anak kita. Dia yang menyeduh susu untuk anak kita. Dia yang memandikan dan memegang tubuh anak kita. Lebih lagi, dia juga menguras waktu dan tenaga untuk mengurus anak kita, dan kita tahu mengurus anak tidak mudah - makanya kita juga membutuhkan mereka, bukan? Saya tetap bersikap profesional, tetapi saya juga bersikap fleksibel dan manusiawi. Apa yang saya makan, suster saya ikut makan. Ketika saya jalan-jalan, saya ajak dia, bukan semata-mata untuk mengurus anak saya jadi saya bisa liburan, tetapi juga supaya dia tidak jenuh dan bisa bersenang-senang. Saya antar dia ke tempat refleksi supaya dia bisa melepas lelah. Ketika anaknya ingin menginap, saya perlakukan anaknya seperti tamu. Jika saya pulang dari luar kota/luar negeri, saya belikan mereka oleh-oleh. Saya berkomunikasi dan berbagi cerita dengan mereka. Terkadang kami berbagi cerita mengenai kehidupan personal (bukan gosip keluarga dan semacamnya, tetapi lebih ke hal-hal yang wajar untuk dibagikan). Saya kebetulan juga tidak memberikan banyak syarat dan batasan, selama yang dilakukan masih wajar. Saya mempersilakan dia untuk makan di satu meja dengan saya, duduk di sofa bersama saya, bahkan ketika di hotel saya harus tidur di satu tempat tidur dengan dia karena keterbatasan tempat, saya juga tidak masalah. Saya percaya, apa yang saya lakukan untuk dia dan bagaimana saya memperlakukan dia, itulah bagaimana dia akan memperlakukan anak saya.
ADVERTISEMENT
6. Ajari anak untuk sayang babysitternya, maka babysitter juga akan berbalik sayang anak kita.
Saya mengajari anak saya untuk "respect and love the ones who love you." Dari kecil, saya ajari anak saya untuk sayang dengan susternya. "Sayang Sus, ya." "Pijit pundak Sus, Sus capek." "Tawarin Sus makan, dong." "Kalau mau minta tolong sama Sus, bilangnya baik-baik ya, nggak pakai pukul atau teriak-teriak ya." Anak saya nempel dan sayang sekali dengan susternya, begitu pula suster saya menjadi sangat sayang dengan anak saya. Apakah saya lantas malah menjadi cemburu karena anak saya dekat dengan susternya? Tidak, sama sekali tidak. Buat saya, predikat seorang ibu tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun. Siapapun yang dekat dengan anak saya, mengurus anak saya, saya akan tetap menjadi ibunya. Tapi ini juga butuh effort. Saya tidak "menyerahkan" anak saya untuk diurus, saya "meminta tolong" untuk dibantu mengurus anak. Saya spend time dengan anak saya. Saya katakan pada anak saya setiap pagi, setiap malam, setiap ada waktu, saya sayang dengan dia dan saya adalah ibunya seorang.
ADVERTISEMENT
7. Don't expect too much.
Jangan berharap terlalu banyak ya Moms. Sepengalaman dan sekompeten apapun babysitter kita, pasti ada kurangnya. Tapi buat saya, selama kesalahannya masih bisa ditolerir, dia tahu dia salah dan dia berusaha memperbaiki, dia tidak berbuat hal-hal kriminal, saya legowo dan ikhlas saja.
8. Don't expect anything in return.
Ketika kita sudah memperlakukan babysitter dengan baik, dan suatu hari dia berhenti, jangan baper dan berpikir "Padahal saya sudah baik sama dia, tapi dia kenapa begitu sama saya." atau "Padahal saya selalu beliin apa-apa buat dia, kasih dia makan enak, jalan-jalan saya ajak, eh ujung-ujungnya berhenti. Rugi deh saya." Jangan ya Moms. Apa yang kita lakukan untuk dia, itu murni keputusan dan keinginan kita, kan? Mereka tentunya tidak pernah meminta diajak jalan-jalan atau dibelikan barang bagus. Moms, it's life, people come and go. Jika dia berhenti dengan tidak baik-baik, maka bersyukurlah - karena berarti Moms bisa terhindar dari pribadi yang kurang baik dan potential disaster. Jika dia berhenti baik-baik, doakan masa depannya dan lancarkan jalannya, say goodbye properly dan bersyukurlah - Moms sudah berkontribusi memberikan kesejahteraan bagi seseorang. Apa yang sudah kita perbuat, itu kita lakukan dengan tulus kepada sesama kita.
ADVERTISEMENT
Buat saya, hubungan kita dengan babysitter lebih dari "majikan dengan pembantu". Tidak selamanya tentang uang. Mereka juga manusia yang bekerja agar mampu menghidupi anak dan keluarga. Saya percaya, jika saya memperlakukan mereka dengan manusiawi, niscaya mereka juga menjadi pribadi yang manusiawi. Jadi, make sure kalau babysitter itu menjadi saver ya Moms, bukan disaster. Semoga Moms yang sedang mencari/sudah memiliki babysitter bisa berjodoh dengan yang pribadi yang baik, tulus, dan benar-benar membantu.