news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bahaya Ruam Popok pada Bayi!

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Desember 2018 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bahaya Ruam Popok pada Bayi!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Apakah ketika sedang mengganti popok si Kecil Mom melihat terdapat bercak merah pada area bokong, paha, atau alat kelaminnya? Bisa jadi ia sedang mengalami ruam popok lho Mom! Ruam popok merupakan salah satu masalah kesehatan kulit yang umum terjadi pada bayi akibat penggunaan popok. Umumnya, ruam popok akan membuat si Kecil menjadi rewel karena ia akan merasa tidak nyaman dan perih pada area bokong.
ADVERTISEMENT
Namun, nyatanya hal tersebut sebenarnya wajar terjadi karena kulit bayi lebih tipis dan juga rentan dibandingkan kulit orang dewasa. “Ketebalan kulit bayi yang hanya dua pertiga dari kulit orang dewasa memiliki pelindung alami yang lebih sedikit. Hal ini menyebabkan kulitnya kehilangan kelembapan dua kali lebih cepat dan menjadi mudah kering,” sebut dr. Mirawati Setyorini SpKK FINSDV. 
Bahaya Ruam Popok pada Bayi! (1)
zoom-in-whitePerbesar
Berdasarkan evaluasi klinis, 63% bayi memiliki kulit kering dan berisiko menjadi kulit sensitif.
Penyebab Ruam Popok
Untuk mencegah terjadinya ruam pada bayi, maka Mom sebaiknya mengetahui penyebabnya terlebih dahulu, beberapa di antaranya adalah:
1. Kelembapan
Meskipun popok berfungsi untuk menyerap kotoran si Kecil, seringkali area popok masih tetap saja lembap bahkan basah. Hal ini mengakibatkan urin dan tinja bayi dapat tercampur dengan mudah dan menghasilkan ammonia, sebuah komponen yang terasa kasar ketika menyentuh kulit. Inilah mengapa bayi yang sering buang air/sedang mengalami diare lebih rentan terserang ruam popok.
ADVERTISEMENT
2. Iritasi kulit
Ruam popok juga bisa disebabkan karena kulit bayi sering bergesekan dengan permukaan popok, terutama apabila kulit si Kecil sensitif terhadap bahan kimia dan pengharum pada popok sekali pakai (disposable diaper) atau terhadap deterjen yang digunakan pada popok kain (cloth diaper).
3. Makanan
Ruam popok akan umum dijumpai ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat. Makanan baru yang dikonsumsi bayi akan mengubah komposisi kotorannya, terutama jika si Kecil mengonsumsi makanan yang mengandung asam (seperti stroberi dan jus buah). Makanan juga dapat meningkatkan frekuensi buang air, sehingga meningkatkan risiko ruam popok.
4. Infeksi bakteri/jamur
Area popok yang cenderung hangat dan lembap membuatnya ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak serta menimbulkan ruam, terutama pada bagian celah maupun lipatan kulit.
ADVERTISEMENT
5. Antibiotik
Bayi yang mengonsumsi antibiotik (atau jika ibu yang memberikannya ASI sedang menggunakan obat antibiotik) seringkali akan mengalami infeksi jamur. Hal ini dikarenakan antibiotik dapat membunuh bakteri baik, sehingga dapat menyebabkan penyakit seperti diare.
Walaupun ruam popok seringkali dianggap sebagai hal yang biasa dan sepele, nyatanya Mom tetap saja harus mengatasinya dengan segera. Jika didiamkan, ruam popok dapat menyebabkan infeksi. "Ruam popok pada anak memang tidak sampai mengancam jiwa, namun akan sangat mengganggu anak dan menyebabkan ia rewel. Nah, bila terjadi ruam dan tidak diatasi dengan baik, dapat terjadi infeksi sekunder, terutama oleh jamur. Bila tidak ditangani lebih awal, ruam yang terinfeksi dapat menyebabkan luka dan ketidaknyamanan pada anak saat buang air besar," kata dr. Rini Sekartini, SpA(K).
Bahaya Ruam Popok pada Bayi! (2)
zoom-in-whitePerbesar
Cara Mengatasi Ruam Popok
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa hal yang dapat Mom lakukan untuk mengatasi ruam popok, yakni:
1. Mengganti popok bayi secara rutin: Mom dapat mengganti popok si Kecil 2 jam sekali (selama ia bangun), dan sekali ketika ia sedang tidur di malam hari. Hal ini akan menjaga kulit si Kecil tetap kering dan bersih, sehingga dapat mempercepat penyembuhan ruam dan mencegahnya muncul lagi.
Mom juga sebaiknya membilas area bokong dan alat kelamin setiap mengganti popok. Hindari juga penggunaan tisu basah yang mengandung pengharum/fragrance maupun alkohol, karena bisa menimbulkan iritasi kulit. Setelah dibilas, Mom kemudian dapat menepuk halus kulit si Kecil untuk mengeringkannya. Perlu diingat untuk tidak mengeringkan kulit bayi dengan cara menyeka ya Mom.
ADVERTISEMENT
2. Oleskan diaper cream atau obat salep: Diaper cream dan obat salep/ointment dapat melindungi kulit serta mencegah iritasi menjadi semakin parah. Namun, Mom tidak perlu mengoleskan obat salep setiap mengganti popok, melainkan penggunaannya dapat disesuaikan dengan kondisi kulit bayi.Moms juga wajib memerhatikan kandungan yang dimiliki diaper cream, pastikan diaper cream yang digunakan memiliki kandungan seperti vitamin E, chamomile, dan zinc oxide, bahan-bahan seperti ini dapat mencegah dan menyembuhkan ruam popok secara efektif, serta memercepat pemulihannya. Diaper cream yang Moms gunakan juga harus terbebas dari parabens dan mineral oil, sehingga aman digunakan oleh kulit si Kecil.
3. Kenakan popok secara longgar/hentikan pemakaian popok untuk melancarkan sirkulasi udara dan membantu penyembuhan ruam.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa kasus Mom tidak dapat mengobati ruam popok sendiri di rumah, melainkan bisa jadi si Kecil memerlukan penanganan lanjut dari dokter, contohnya ketika:
<ul>
Ketika gejala di atas mulai terlihat, maka Mom sebaiknya langsung menghubungi dokter atau tenaga ahli agar si Kecil dapat memperoleh penanganan yang tepat dan terhindar dari infeksi berbahaya.
ADVERTISEMENT
 
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.
Copyright by Babyologist
 
Referensi: