Konten dari Pengguna

Banyak Anak Banyak Rezeki: Masih Relevankah Saat Ini?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
18 November 2018 11:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Banyak Anak Banyak Rezeki: Masih Relevankah Saat Ini?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
"Banyak anak banyak rezeki" merupakan ungkapan lama yang sudah sering kita dengar. Pada dasarnya, berapa pun jumlah anak yang dimiliki merupakan hak pribadi setiap manusia. Namun pertanyaannya, masih relevankah ungkapan tersebut dipraktikkan di zaman sekarang? Memang benar anak merupakan rezeki dari Tuhan yang tidak boleh ditolak dan tidak semua orang dipercaya untuk memiliki anak, namun ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan memiliki banyak anak.
ADVERTISEMENT
Di zaman dahulu, sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah bertani sehingga dengan memiliki banyak anak, orang tua berharap anak-anak mereka bisa membantu mengolah lahan pertanian. Terlebih tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan pun masih sangat rendah pada zaman itu. Populasi penduduk Indonesia masih sedikit, Pulau Jawa dan Sumatera pun tidak sepadat saat ini sehingga program Keluarga Berencana (KB) pun belum diperkenalkan. Karena itu, sangat wajar bila prinsip banyak anak banyak rezeki sangat relevan di zaman itu.
Bandingkan dengan saat ini, di mana tahun 2018 diprediksi jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai angka 265 juta. Ditambah angka pengangguran yang tinggi, kesempatan kerja yang terbatas, biaya pendidikan yang semakin mahal, biaya hidup yang terus naik, biaya kesehatan yang tidak murah, serta biaya tambahan lainnya yang harus dikeluarkan. Hal-hal semacam itulah yang harus menjadi pertimbangan orang tua sebelum memutuskan memiliki banyak anak.
ADVERTISEMENT
Yang dibutuhkan negara saat ini bukan kuantitas manusia, namun manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas bisa mendorong bangsa ke arah yang lebih maju. Rezeki yang banyak dimiliki dengan bekerja keras, bukan dengan prinsip memiliki anak banyak. Keluarga yang bahagia tercipta dengan memiliki anak yang berkualitas. Jadi kesimpulannya, sesuaikan jumlah anak dengan kemampuan keuangan Anda, agar pendidikan dan masa depan anak lebih terjamin. Pertimbangkan pula dengan kondisi yang relevan saat ini.
Semoga bermanfaat.
By: Kurniati Solekha
Copyright by Babyologist