Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Benarkah Sterilisasi Uap Lebih Efektif?
10 September 2018 16:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Benarkah Sterilisasi Uap Lebih Efektif?](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536570906/xul6clzxc6dt9h2duich.jpg)
ADVERTISEMENT
Pernahkah Moms berpikir, apakah botol susu yang digunakan bayi sudah benar-benar bersih? Faktanya, botol susu yang belum sepenuhnya steril berpotensi menjadi sarang kuman dan bakteri. Mensterilkan botol susu bayi merupakan langkah yang tepat untuk memastikan botol aman digunakan bagi si Kecil.
ADVERTISEMENT
Sterilisasi adalah proses pembersihan bakteri dan mikroorganisme. Nyatanya, proses ini perlu juga dilakukan pada peralatan bayi. Mengapa? Hal ini dikarenakan air dan sabun saja tidak cukup untuk membersihkan botol susu si Kecil dari bakteri. Untuk itu, sterilisasi menjadi pilihan yang tepat untuk memastikan peralatan si Kecil terbebas dari kontaminasi kuman dan bakteri. Dengan begitu, tubuh si Kecil yang rentan terkena penyakit dapat terlindungi.
![Benarkah Sterilisasi Uap Lebih Efektif? (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536570909/g4xqluixtowl75i9epoi.jpg)
Dampak botol susu yang tidak disterilkan terhadap anak
Jika botol susu tidak disterilkan dengan benar, bayi Anda akan terkena bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan:
Gastroenteritis (infeksi pada lambung dan usus)
Keracunan makanan
Diare
Muntah-muntah
ADVERTISEMENT
Hepatitis A
Rotavirus (infeksi usus)
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mensterilkan peralatan bayi:
Merebus
Menggunakan microwave
Mesin steril listrik atau penguap eletronik
![Benarkah Sterilisasi Uap Lebih Efektif? (2)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536570911/nea4tbbphpbql7iep2hq.jpg)
Metode yang paling umum digunakan oleh Moms untuk membersihkan peralatan bayi, terutama botol susu dari kuman adalah dengan sterilisasi uap. Sterilisasi menggunakan uap memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode lain. Dengan menggunakan metode uap, proses sterilisasi akan lebih efektif untuk membunuh bakteri dan kuman. Proses pembersihannya juga hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit.
Dalam proses kerjanya, sterilisasi uap tidak akan merusak peralatan bayi, karena metode ini hanya mengandalkan uap dari air yang dipanaskan menggunakan listrik. Proses ini juga dapat menghindari keluarnya zat-zat kimia berbahaya dari peralatan bayi yang berbahan dasar plastik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hasil sterilisasi dengan menggunakan uap mampu bertahan sekitar 6 jam. Sedangkan sterilisasi mengunakan microwave dan rebusan air panas hanya bertahan sekitar 3 jam.
Benarkah metode sterilisasi uap listrik lebih baik?
Hasil akhir dari semua metode sterilisasi adalah membersihkan dan mensterilkan botol susu bayi dari kuman dan bakteri yang berbahaya. Lalu jika ditanya manakah yang lebih baik? Atau benarkah metode uap listrik merupakan cara sterilisasi yang lebih baik? Jawabannya akan bergantung pada gaya hidup Anda.
Jika Anda lebih menyukai opsi hemat biaya, Moms dapat menggunakan metode merebus untuk mensterilkan botol susu bayi. Namun pastikan Moms tidak menggunakan botol susu plastik karena merebus botol plastik akan memicu zat-zat berbahaya. Metode sterilisasi dengan merebus akan bekerja dengan baik jika Anda menggunakan botol susu kaca.
ADVERTISEMENT
Proses sterilisasi dengan menggunakan microwave cocok digunakan pada saat Anda dan keluarga pergi berlibur, dan juga cocok bagi Anda yang sering berpindah tempat karena tuntutan pekerjaan. Moms hanya perlu memastikan tempat menginap Anda menyediakan fasilitas microwave.
Metode sterilisasi dengan mesin sterilisasi uap listrik, baik digunakan oleh Moms yang menyukai gaya hidup yang cepat dan praktis. Walaupun memiliki harga yang lebih tinggi, namun metode ini menjanjikan proses sterilisasi yang lebih baik dan tahan lama dibandingkan dengan merebus atau dengan menggunakan microwave.
Terlepas dari metode sterilisasi yang Anda pilih, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan botol susu dengan air hangat/biasa dan sabun. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan semua sisa makanan. Setelah botol dibersihkan dan dibilas, Anda dapat melanjutkan dengan proses sterilisasi dengan metode yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana cara kerja sterilizer uap?
Pada prinsipnya sterilizer uap menggunakan panas dan tekanan uap dari air. Panas yang dihasilkan berasal dari arus listrik. Kemudian, akan membuat panas air dalam mesin dan menghasilkan uap yang memiliki tekanan tinggi. Panas dari uap ini cukup tinggi dan dipercayai mampu membunuh kuman dan bakteri yang berasal dari botol susu bayi.
![Benarkah Sterilisasi Uap Lebih Efektif? (3)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1536570914/fqnxnx5fki4yvq123ujr.jpg)
Bagaimana cara merawat mesin sterilisasi uap?
Moms perlu membersihkan sterilizer secara teratur. Karena metode ini menggunakan air, tentunya terdapat noda-noda yang perlu dibersihkan dalam setiap bagian sterilizer. Usahakan Anda membersihkan mesin sterilizer uap ini dalam waktu satu minggu sekali. Hal ini perlu dilakukan agar performa mesin tetap stabil. Anda dapat menggunakan sabun atau bahan pembersih alami seperti jus lemon yang dipercaya dapat membantu membersihkan noda. Setelah itu, bilas dengan air bersih. Untuk perawatan sehari-hari, Anda bisa melakukan cara berikut setelah pemakaian:
ADVERTISEMENT
Selalu lepaskan soket dari listrik dan biarkan sterilizer dingin sebelum Anda membersihkan.
Gunakan lap yang lembab untuk untuk membersihkan bagian dasar agar tidak tergores.
Bagian tempat untuk menyimpan komponen botol susu, dapat dicuci menggunakan sabun dan dibilas menggunakan air hangat/biasa hingga bersih.
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.