Konten dari Pengguna

Berbahayakah Hiperemesis Gravidarum?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
24 Desember 2018 15:20 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berbahayakah Hiperemesis Gravidarum?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hiperemesis gravidarum atau yang biasa disingkat HEG merupakan kondisi di mana seorang ibu hamil mengalami mual muntah yang berlebih. Kondisi ini bisa menyebabkan penurunan berat badan bahkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Keadaan HEG ini berbeda dengan morning sickness pada umumnya, oleh sebab itu HEG disebut juga keadaan morning sickness yang ekstrim disebabkan mual muntah dalam jumlah yang banyak, frekuensi yang sering, bahkan dapat terjadi sepanjang hari.
Setiap ibu hamil yang mengalami HEG pada umumnya akan membaik setelah melewati trimester pertama, namun pada sebagian orang dapat pula terjadi selama kehamilan hingga proses akan bersalin. Dan inilah yang terjadi pada diri saya, pada trimester awal kehamilan saya mengalami hiperemesis gravidarum.
Bagaimana rasanya? Jangan ditanya, benar-benar sangat menyiksa. Seharian penuh saya hanya berbaring di kasur dan maksimal saya hanya duduk bersandar. Benar-benar tidak mampu untuk berdiri karena saat berdiri rasanya badan sangat lemas dan pusing sehingga tidak jarang untuk minum atau makan pun saya lakukan di tempat tidur.
ADVERTISEMENT
Mau seberapapun jumlah makanan yang saya makan atau minum sudah pasti akan langsung keluar lagi. Untuk makan dan minum pun juga ini sebenarnya dipaksakan karena baru mencium baunya saja saya sudah tidak tahan dan yang paling lucunya, saya sangat membenci makanan favorit saya, yaitu ayam goreng. Baskom berukuran cukup besar pun selalu setia berada di samping tempat tidur saya untuk menampung muntahan saya.
Lalu bagaimana dengan asupan nutrisi saya? Saya bisa katakan benar-benar sangat kurang sehingga membuat saya turun berat badan sebanyak 5 kg. Akibat sangat sedikitnya makanan yang saya makan dan itupun saya muntahkan lagi dalam keadaan utuh karena belum tercerna.
Tidak jarang saya memuntahkan asam lambung saya sendiri sehingga warna muntahan pun berwarna kuning layaknya warna asam lambung. Melihat kondisi saya, dokter SpOG saya pun mewajibkan saya untuk langsung rawat inap. Langsung dan wajib karena kondisi ini jika dibiarkan terus menerus dapat menjadi ancaman yang serius bagi saya dan janin saya.
ADVERTISEMENT
SpOG tersebut menyebutkan bahwa keadaan hiperemesis gravidarum merupakan keadaan mual muntah hebat yang bisa menyebabkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit. Apabila dibiarkan dapat menjadi ancaman serius berupa asidosis atau disebut juga keracunan asam akibat kadar asam di dalam tubuh terlalu tinggi. Hal ini dapat mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan janin.
Oleh sebab itu, setiap ibu hamil yang mengalami HEG harus dirawat inap untuk mendapat cairan dan nutrisi melalui jalur intravena. Mengingat tidak adanya asupan nutrisi dan cairan yang dapat diserap secara per-oral. And finally, saya dirawat hingga hampir seminggu dan melewati ulang tahun saya di rumah sakit. That's ok, I'll do everything for my baby.
Bersyukurnya saya karena HEG yang saya alami hanya selama trimester pertama saja. Walaupun sampai akhir kehamilan saya masih tetap mual muntah, setidaknya kondisinya tidak seperti saat trimester pertama. Inilah cerita HEG saya, so Moms yang mengalami HEG, segera konsultasikan ke dokter apabila tidak bisa mengonsumsi makanan, minuman dan mengalami penurunan berat badan.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Editha Aldillasari
Copyright by Babyologist