Berikut Daftar Gejala Penyakit Difteri yang Perlu Diperhatkan

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Juni 2019 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Pengertian difteri

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Difteri merupakan infeksi bakteri serius yang biasanya memengaruhi selaput lendir hidung dan tenggorokan penderita. Sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, rasa lemah, dan demam adalah beberapa tanda umum difteri. Namun, tanda yang paling kuat yang mengindikasikan seseorang terjangkit difteri adalah membran tebal berwarna abu-abu yang menutupi bagian belakang tenggorokan. Membran tersebut dapat menghalangi jalan napas penderita sehingga menyebabkan penderita sulit bernapas.
ADVERTISEMENT
Pengobatan tertentu dapat menyembuhkan difteri. Namun, pada stadium lanjut, difteri dapat merusak jantung, ginjal, dan sistem saraf. Risiko kematian lebih tinggi pada penderita difteri anak-anak di bahwa 15 tahun. 

Gejala penyakit difteri

Tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit difteri biasanya dimulai dua hari hingga lima hari setelah seseorang terinfeksi. Penderita mungkin akan mengalami:
Pada beberapa orang, infeksi dengan bakteri penyebab difteri hanya menyebabkan penyakit ringan atau tidak ada tanda dan gejala yang jelas sama sekali. Orang-orang yang terinfeksi bakteri yang tetap tidak menyadari penyakitnya dikenal sebagai pembawa difteri. Mereka dapat menyebarkan difteri tanpa menjadi sakit karena difteri.
ADVERTISEMENT
Tipe kedua difteri dapat memengaruhi kulit, menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan yang khas yang terkait dengan infeksi kulit bakteri lainnya. Difteri kulit juga memiliki gejala ulkus ditutupi oleh membran abu-abu.
Jika tidak segera ditangani, difteri dapat menyebabkan komplikasi antara lain masalah pernapasan, kerusakan jantung, dan kerusakan saraf. Dengan pengobatan, banyak penderita difteri berhasil selama dari komplikasi difteri. Namun, penyembuhan seringkali berjalan lambat.