Cara Mengatasi Demam Setelah Imunisasi DPT

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
15 Mei 2018 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cara Mengatasi Demam Setelah Imunisasi DPT
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk saat ini jenis vaksin DPaT memang cukup sulit untuk diperoleh, karna memang merupakan vaksin yang sangat langka. Dan salah satu cara yang bisa dilakukan guna menggantikan jenis vaksin ini adalah dengan tetap memberikan si kecil vaksin DPT dan juga jenis vaksin DPwT yang mana memiliki jumlah stok lebih banyak dibandingkan vaksin jenis DPaT. Namun sayangnya jenis vaksin ini memiliki efek samping yang bisa menyebabkan si kecil demam setelah menerima imunisasi.
ADVERTISEMENT
Efek Samping Imunisasi DPT
Setiap imunisasi memang memiliki efek samping tersendiri, namun sifatnya masih tergolong ringan dan efek samping yang berat sangat jarang terjadi pada anak-anak atau bayi. Efek samping yang biasanya dialami buah hati setelah menerima imunisasi adalah seperti suhu tubuh yang meningkat, rewel, pembengkakan dan kemerahan di tangan bekas suntikkan. Namun Anda tidak perlu khawatir, karena efek samping ini umumnya berlangsung hanya sebentar, yaitu sekitar 1-2 hari dan bisa diatasi dengan cara yang mudah dan praktis. Termasuk efek samping dari imunisasi DPT.
Mengatasi Demam (Efek Samping) Setelah Imunisasi DPT
Sebaiknya pemberian imunisasi DPT ini tidak ditunda, dan berikan secara teratur untuk buah hati Anda sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Imunisasi DPT ini diberikan guna mencegah berbagai jenis penyakit tertentu yang dianggap sangat berbahaya untuk bayi, yaitu penyakit difetri, tetanus dan juga pertussis. Ketiga jenis penyakit ini umumnya akan sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa buah hati Anda, apalagi jika tidak diatasi dengan tepat.
ADVERTISEMENT
Jenis vaksin DPaT ini memiliki kelebihan yang jauh lebih besar dalam meminimalisir resiko demam yang selalu di alami si kecil setelah menerima imunisasi. Berbeda dengan vaksin jenis DPT lainnya.
"Jangan sampai vaksinasi DPT ditunda karena alasan DPaT lagi kosong. Kita punya produk Biofarma yang jenis DPwT dan banyak stoknya. Pakai itu saja." Ungkap seorang dokter anak dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) yang melakukan praktik di RS Cipto Mangunkusumo.
Jika si kecil mengalami kenaikan suhu tubuh setelah melangsungkan imunisasi, baik imunisasi DPT atau bahkan jenis imunisasi lainnya, sebaiknya orangtua tidak perlu merasa khawatir. Mengapa demikian? Karena demam yang dialami si kecil merupakan salah satu respon tubuh yang sangat wajar dialami anak-anak atau bayi setelah melangsungkan imunisasi. Ada beberapa hal yang pastinya bisa dilakukan orangtua guna mengatasi demam setelah imunisasi yang di alami si kecil.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh ibu ketika si kecil mengalami demam setelah imunisasi adalah dengan memberikannya ASI lebih sering, itupun kalau si kecil masih menyusu. Namun jika si kecil sudah tidak menerima ASI, maka ASI ini bisa digantikan dengan jus buah, yang memiliki kandungan baik serta bisa menyegarkan tubuh.
Bukan hanya itu, jika si kecil demam, Anda juga bisa memakaikan pakaian yang tipis namun tidak dengan bahan tebal. Memberikan si kecil pakaian hangat dengan bahan yang sangat tebal sekaligus diselimut merupakan hal yang tidak dianjurkan, karena bukannya menurunkan suhu tubuh melainkan akan meningkatkan suhu tubuh buah hati Anda. Jika perlu, Mom juga bisa mengompres bekas suntikan dengan menggunakan air dingin.
ADVERTISEMENT
Ketika si kecil demam setelah imunisasi, apakah ia boleh dimandikan? Jawabannya boleh, atau jika mau Anda juga bisa menyekanya dengan menggunakan air hangat. Jika ingin memberikan obat untuk menurunkan demam si kecil, maka Anda bisa memberikannya paracetamol dengan dosis 15 mg/kg berat badan setiap 3 sampai 4 jam jika dibutuhkan, dan maksimal pemberiannya 6 kali pemberian selama 24 jam. Jika kondisi si kecil semakin parah, maka Mom bisa membawanya ke dokter.
 
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.