Konten dari Pengguna

Cara Menghilangkan Kerak atau Kotoran pada Kepala Bayi

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
22 Februari 2019 10:14 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah Mom merasa khawatir melihat kerak atau kotoran pada kepala bayi yang menempel? Mungkin Mom merasa geregetan ya, ingin rasanya menggaruknya dengan kuku. Eits, perlu diperhatikan ya Mom, kulit kepala bayi apalagi baru lahir sangatlah lunak dan dikhawatirkan luka atau lecet jika Mom nekat menggaruknya. Ada cara yang benar untuk membersihkan kerak yang seringkali kita anggap sebagai daki kepala ini. 
ADVERTISEMENT

Apa penyebab kerak kepala?

Kerak atau kotoran pada kepala bayi ini disebut dermatitis seboroik atau dalam bahasa inggris disebut cradle capKerak kepala bayi umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir atau yang berumur 0 sampai 6 bulan. Sebabnya belum diketahui sampai saat ini, namun menurut para ahli kedokteran kemungkinannya disebabkan oleh hormon bawaan ibu yang berpengaruh pada sang janin yang terbawa sampai lahir.
Jadi penyebabnya bukan karena kebersihan ya Mom, seperti akibat ketidakcocokkan sampho bayi, kulit kepala bayi terkena kotoran, atau bakteri dan sebagainya. Bagaimana cara mengatasi atau membersihkan kerak pada kepala bayi ini? Mom bisa mengikuti caranya di bawah ini:
ADVERTISEMENT
Yang perlu Mom perhatikan adalah untuk tidak menggaruk kulit kepala bayi dengan tangan atau kuku. Tidak menggosoknya tanpa diolesi minyak baby oil terlebih dahulu. Jika kepala bayi Mom tidak ditumbuhi rambut, jangan mengolesinya dengan bedak sehabis mandi. Bedak akan menempel dan bisa menjadi kotoran di kepala.
Selain menggunakan cara dan tips di atas, Mom juga bisa menggunakan sabun cair lactacyd, atau sabun khusus bayi lainnya. Selamat mencoba tipsnya. 
Semoga bermanfaat.
By: Yuni Nurmalia
Copyright by Babyologist