Konten dari Pengguna

Ceritaku Menjadi Ibu

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
17 Juli 2019 7:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ceritaku Menjadi Ibu

ADVERTISEMENT
Sejak menikah, aku memutuskan untuk tidak bekerja. Kegiatan sehari-hari selain mengurus rumah juga membantu bisnis suamiku. Setelah menjadi ibu, tentu kegiatan sehari-hari disibukkan dengan mengurus anak. Tidak mudah bagiku mengurus anak sendiri tanpa nanny padahal aku ibu rumah tangga seutuhnya. Menjadi seorang ibu adalah pencapaian terbesar dalam hidup, aku bersyukur telah diberi kesempatan itu.
ADVERTISEMENT
Anak kami lahir setahun setelah pernikahan kami. Aku dan suami menetap di daerah rantau. Kedua orang tua kami sangat jauh dan beliau memiliki kesibukan luar biasa. Menjelang hari lahir, kami berdiskusi bagaimana kita akan merawat bayi kita padahal aku sendiri belum pernah mengurus bayi. Bahkan berpengalaman dengan ponakan pun tidak pernah. Hal ini kebalikan dengan suami. Awalnya ragu, tetapi suami yakin bahwa kami bisa mengatasi sendiri tanpa nanny. Kami pun berkomitmen melakukan semua sendiri.
Gejolak berikutnya, di mana aku harus melahirkan? Di kota tempat tinggal orang tuaku? Tempat tinggal ortu suami? Atau kota kami? Mengapa hal seperti ini perlu dibicarakan. Menurut pengalaman, setelah melahirkan badan masih sangat lelah, jika ada bantuan dari keluarga maka akan sangat membantu dan mempercepat pemulihan fisik kita. Tetapi juga terkadang kita akan kebingungan menentukan ilmu parenting yang akan diterapkan karena ada intervensi. Lalu setelah diskusi, akhirnya kami memutuskan untuk melahirkan di kota kami. Walaupun keputusan yang tidak mudah setidaknya aku dan suami memiliki privilege yang besar dengan anak kami.
ADVERTISEMENT
Saat hari kelahiran semua hadir dan semua bahagia. Setelah pulang ke rumah, kami masih mendapat bantuan dari ortu untuk merawat bayi kami selama 3 hari. Setelah beliau pulang, perjuangan betul-betul dimulai. Aku yang sama sekali tidak memiliki pengalaman untuk mengurus bayi betul-betul merasa kewalahan. Rasa sakit dan lelah setelah melahirkan masih sangat terasa namun aku harus berjuang untuk merawat anak kami.
Aku dan suami membagi tugas rumah tangga. Suami memberikan aku keleluasaan untuk tidak mengurus rumah selama masa-masa pemulihan. Bahkan suamiku yang menyediakan makanan untuk kami pada awal-awal setelah kelahiran. Beruntungnya anak kami juga sangat pengertian, ia jarang sekali rewel terutama di malam hari. Sehingga aku dan suami cukup mendapatkan waktu istirahat kami.
ADVERTISEMENT
Aku sempat ingin menyerah dan meminta suami agar ada nanny, tetapi suami bertekad bahwa kami bisa merawat anak tanpa bantuan. Walaupun di awal aku sangat kaku, kadang ceroboh dan tidak tau untuk berbuat apa, tetapi naluri sebagai wanita menuntunku mengurus anak. Setelah kondisi badan kembali fit, aku mulai optimal dalam mengurus anak. Bahkan sekarang semuanya tampak natural dan seperti ahli hehe. Aku sangat menikmati setiap momen dengannya.
Pagi hari sebelum mandi, kami berjemur bersama lalu nenen/makan, dan dilanjutkan mandi. Setelah itu kami bermain bersama dan dia tidur kurang lebih 1 jam. Saat anakku tidur, aku menyiapkan makan siang atau membersihkan rumah, setelah bangun dilanjutkan snack time dan makan siang. Sebelum tidur siang kami akan bermain atau membaca buku cerita. Sore hari tentu mandi dan berkumpul dengan ayahnya. Malam hari terkadang dia makan malam atau hanya nenen saja. Sebelum tidur anakku gosok gigi, ganti baju dan dilanjutkan main di kamar hingga dia tertidur.
ADVERTISEMENT
Begitulah rutinitas kami di rumah. Suami bekerja, aku mengurus anak dan rumah. Ketika anak sudah tertidur, aku dan suami akan me time. Ini momen penting untuk me-recharge energi yang sudah terkuras untuk beraktivitas seharian. Kami akan mengutarakan hal-hal yang dirasa memberatkan dan merencanakan hal yang akan kami lakukan ke depan terutama tentang parenting. Sangat menyenangkan menjadi keluarga, saling mendukung menjadi kunci kami.