Konten dari Pengguna

Ceritaku Tentang Promil (Part 1)

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
25 Januari 2019 23:35 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ceritaku Tentang Promil (Part 1)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Senang sekali akhirnya saya menemukan platform untuk berbagi cerita tentang kehamilan maupun program hamil. Ini adalah tulisan pertama saya di babyologist, pertama-tama saya ingin menceritakan pengalaman saya dan suami selama 3.5 tahun dalam menjalani program hamil hingga akhirnya saya bisa hamil secara alami. Masalah kesuburan apa yang saya hadapi? Program hamil seperti apa yang saya jalani? Adakah pemeriksaan kesuburan yang diwajibkan dalam program hamil? Nanti akan saya jelaskan ya, Moms! Langsung baca yuk!
ADVERTISEMENT
Saya dan suami menikah di Jakarta tanggal 25 April 2015, usia kami saat menikah adalah 25 tahun. Setelah menikah saya langsung resign dari tempat kerja saya dan ikut suami merantau ke Pulau Sumbawa, NTB tepatnya di Kota Sumbawa Besar. Suami saya ditugaskan disana, yes saya dan suami hanya berdua saja di Sumbawa Besar.
Hari-hari kami menyenangkan, saya dan suami pun tidak berprasangka jelek tentang memiliki keturunan. Malah kami sempat pergi honeymoon ke Eropa dan Amerika Selatan selama 2 minggu lamanya di bulan November 2015. Seluruh keluarga dan teman berharap setelah kepulangan kami saya akan hamil. Tapi kenyataannya saya belum hamil juga.
Hmm, saya mulai tidak tenang. Akhirnya saya berbicara dengan suami dan kami memutuskan untuk konsultasi ke dokter kandungan. Dokter kami tersebut praktik di RS Harapan Keluarga di Mataram, Lombok, means kami harus bolak-balik Sumbawa-Lombok untuk melakukan program hamil. Malah tidak jarang saya harus pergi sendiri karena suami tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Di Sumbawa Besar bukannya tidak ada dokter kandungan, tapi untuk program hamil baiknya langsung saja ke dokter khusus fertilitas yang biasanya bergelar SpOG (K) atau SpOG (K.Fer).
ADVERTISEMENT
Apa itu Dokter Kandungan Khusus Fertilitas?
Saya berusaha jelaskan secara awam saja ya Moms. Dari berbagai sumber internet yang saya baca sebelum konsultasi ke dokter kandungan, saya mendapatkan gambaran bahwa kalau ingin melakukan program hamil baiknya adalah ke dokter kandungan subspesialis kesuburan, bukan ke dokter kandungan biasa. Dokter kandungan biasa, biasanya bergelar SpOG dan untuk dokter kandungan subspesialis kesuburan biasanya bergelar SpOG (K.Fer).
Saya sendiri memiliki pengalaman di kedua dokter tersebut, kebanyakan malah di dokter SpOG non subspesialis. Dokter SpOG biasanya hanya akan melakukan USG transvaginal, selanjutnya memberikan vitamin E atau Asam Folat, serta mengatur jadwal berhubungan suami istri di masa subur.
Tidak ada pemeriksaan yang lebih lanjut, seperti pemeriksaan sperma atau HSG. Itu karena memang SpOG non subspesialis biasanya hanya untuk konsultasi kehamilan ya Moms. Moms akan menemukan antriannya kebanyakan adalah ibu-ibu hamil, malah bikin semakin baper yang sedang program hamil.
ADVERTISEMENT
Kapan Mulai Melakukan Program Hamil ke Dokter
Bagi pasangan suami istri yang baru menikah, pasti ingin langsung memiliki keturunan, termasuk kami. Berhubung usia pernikahan kami belum lebih dari 1 tahun, maka dokter fertilitas sekalipun tidak melakukan pengecekan kesuburan terhadap kami. Jadi, selama konsultasi di RS Harapan Keluarga tersebut saya hanya di USG transvaginal untuk melihat kondisi sel telur serta kondisi rahim dan ovariumnya.
Dokter menyatakan semuanya baik-baik saja, saya diberikan vitamin, serta dianjurkan untuk berhubungan sesuai jadwal masa subur saya. Hanya seperti itu sampai beberapa kali konsul. Padahal saya berharap ada pengecekan lebih dalam, seperti HSG atau analisa sperma untuk suami.
Saya memang banyak membaca beberapa referensi langkah-langkah program hamil di dokter, tapi saya tidak bisa memaksa kehendak. Jadi, ternyata dokter punya beberapa pertimbangan untuk pasangan suami istri dalam melakukan program hamil. Secara alami perempuan akan hamil bila berhubungan seks pada waktu subur dan ovulasi. Ada yang bisa hamil dalam sekali percobaan, ada yang butuh waktu agak lama.
ADVERTISEMENT
Rata-rata, perempuan berumur di bawah 35 tahun butuh waktu sampai 1 tahun untuk bisa hamil. Untuk perempuan usia di atas 35 tahun, batas waktu menunggu kehamilan adalah 6 bulan. Lewat dari batas-batas waktu ini, barulah temui dokter untuk melakukan tes kesuburan. Untuk meningkatkan peluang kehamilan, cari tahu dan pahami hal-hal yang menyebabkan sulit hamil.
Sedangkan saya saat itu, usianya masih 26 tahun dan usia pernikahan kami belum lebih dari 1 tahun, ditambah lagi saya dan suami tidak menjalankan pernikahan jarak jauh. Saya pun tidak memiliki siklus haid yang berantakan, haid saya memiliki jadwal rutin setiap bulan 25-28 hari yang menurut dokter adalah normal.
Melalui pengecekan USG transvaginal yang saya lakukan, terlihat sel telur saya memiliki ukuran yang baik, means saya tidak mengidap PCO atau PCOS yang bisa mengganggu proses ovulasi. Melalui USG transvaginal tersebut juga terlihat bahwa rahim dan ovarium saya terbebas dari kista atau myom. Dengan hasil demikian, dokter kami berkesimpulan bahwa kami bisa hamil alami, hanya tinggal menunggu waktu saja.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagi Moms yang usia pernikahannya belum lebih 1 tahun tidak ada salahnya untuk melakukan konsultasi kesuburan ke dokter khusus fertilitas. Hanya saja seperti yang sudah saya gambarkan di atas, kalau usia Moms masih di bawah 35 tahun, Moms hanya akan mendapatkan langkah-langkah program hamil seperti yang sudah saya sebutkan sesuai pengalaman saya.
Cara Mengidentifikasi Masalah Kesuburan
Alasan saya mau cepat-cepat menjalankan program hamil ke dokter fertilitas adalah karena saya kesepian. Setelah menikah saya tidak lagi bekerja dan saya ikut merantau jauh bersama suami, di Pulau Sumbawa tidak ada hiburan seperti mall, teman pun saya tidak punya.
Makanya, saya sangat menanti-nanti kehadiran buah hati yang bisa mengisi hari-hari saya. Dengan niat yang kuat akhirnya saya bisa membujuk suami untuk program hamil sejak tahun pertama pernikahan.
ADVERTISEMENT
Namun ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam 1 tahun pertama pernikahan sebelum melakukan program hamil di dokter fertilitas:
ADVERTISEMENT
Usaha-usaha tersebut hanya usaha dasar untuk program hamil secara alami ya Moms. Dan itu saya tulis sesuai pengalaman saya. Sebelum saya mengajak suami untuk program hamil di dokter fertilitas, saya sudah menerapkan program hamil alami tersebut secara rutin, malah saya sempat beberapa kali berkonsultasi ke dokter kandungan biasa.
Menurut saya, ketika usaha alami sudah dilakukan secara rutin dan belum juga berhasil, saatnya mengambil langkah lebih maju, yaitu program hamil ke dokter kandungan subspesialis kesuburan.
Namun sayangnya belum rejeki saya dan suami untuk hamil sampai akhirnya suami dipindah tugas ke Surabaya pada bulan Mei 2016. Berarti pernikahan kami sudah tepat 1 tahun dan kami belum juga diberi kehamilan.
Semoga bermanfaat.
ADVERTISEMENT
By: Mustika Sari Virginia
Copyright by Babyologist