Konten dari Pengguna

Dampak Gawai/Gadget untuk Perkembangan Anak

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
14 Oktober 2019 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Dampak Gawai/Gadget untuk Perkembangan Anak

ADVERTISEMENT
Mungkin tidak jarang kita melihat balita duduk di kursi makan bayi restoran dengan memegang ponsel/gawai pada saat makan. Memang, bagi sebagian orang tua, pemberian gawai pada anak menjadi jalan pintas supaya anak dapat tenang saat makan atau tidak terlalu aktif bergerak. Namun hal tersebut justru dapat memicu hal negatif bagi si anak sendiri.
ADVERTISEMENT
Salah satu studi yang dilakukan oleh Catherine Birken, seorang dokter anak di Hospital for Sick Children di Toronto, Kanada menunjukan adanya hubungan antara penggunaan gawai dengan kemampuan bicara anak. Selama 4 tahun, Birken melakukan studi kepada orang tua yang memiliki anak-anak usia 6-24 minggu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat 20% anak yang menggunakan gawai selama minimal 28 menit tiap harinya. Tambahan waktu yang digunakan untuk penggunaan gawai tersebut ternyata dapat meningkatkan risiko keterlambatan bicara yang cukup besar hingga 49%. Studi lain juga menunjukkan bahwa keterlambatan bicara tersebut terjadi karena interaksi yang dilakukan anak dengan gawainya cenderung 1 arah. 
WHO, yang memiliki perhatian pada isu ini, mengeluarkan pedoman tentang penggunaan gawai bagi anak. Dalam pedoman tersebut ditulis bahwa bayi di bawah usia 1 tahun sebaiknya tidak terpapar sama sekali oleh layar elektronik apapun. Sedangkan anak usia 2-5 tahun dapat menggunakan gawai dalam jumlah terbatas, yaitu tidak lebih dari 1 jam per hari. Hal ini dilandasi pandangan bahwa pembatasan waktu keterpaparan gawai pada anak akan berdampak pada faktor kesehatan si anak nantinya. Pembatasan waktu dengan gawai tersebut disebut dapat menghasilkan orang dewasa yang lebih sehat nantinya.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri adalah ibu dari 1 orang anak usia 14 bulan yang sedang aktif-aktifnya. Sejak awal, saya memang tidak memberikan gawai pada anak saya tersebut, walaupun memang harus diakui sangat sulit. Saya harus berpikir berbagai permainan/aktivitas untuk penyaluran energinya dan untuk mengasah motorik halus dan kasarnya tanpa menggunakan gawai sama sekali. Namun, saya merasa lebih banyak hal positif yang saya dapatkan.
Di usia anak saya (14 bulan) ini, dia sudah dapat mengucapkan beberapa kata dengan jelas dan memiliki arti seperti jatuh, aduh, ayah, dadah, hallo, sudah, satu, tiga dan beberapa kata lainnya. Beberapa perintah sederhana juga sudah dapat dimengerti dan dilakukan seperti mengambil mainan, memberikan benda tertentu pada orang lain, mengambil sepatunya sendiri, membuang sampah dsb. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa anak tetap memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika orang tuanya memegang gawai, namun hal tersebut biasanya saya atasi dengan memberikan remote TV atau AC yang akhirnya dijadikan mainan olehnya.
ADVERTISEMENT