Konten dari Pengguna

Dermatitis Atopik, Kontak, dan Seboroik, Apa Bedanya?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
11 Oktober 2019 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Dermatitis Atopik, Kontak, dan Seboroik, Apa Bedanya?

ADVERTISEMENT
Moms pasti sering mendengar istilah dermatitis. Istilah ini sering kali dikaitkan dengan kondisi peradangan kulit yang ditandai dengan munculnya ruam bengkak kemerahan pada kulit. Kondisi tersebut tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan bayi. Menurut dr. Tania Savitri, dermatitis adalah salah satu peradangan kulit yang sering muncul pada anak. Ada sekitar 15-20 persen anak terserang kondisi ini.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengalami peradangan kulit biasanya merasa tidak nyaman. Selain gatal ringan, rasa gatal yang sangat parah pun bisa terjadi. Tak jarang pula kulit menjadi terasa perih akibat kondisi peradangan kulit ini.
Namun, perlu diketahui bahwa dermatitis memiliki beberapa jenis, ya, Moms. Pada bayi dan anak-anak, ada tiga jenis dermatitis yang sering terjadi diantaranya dermatitis atopik, kontak, dan seboroik. Apa perbedaannya dan bagaimana cara menanganinya?

Dermatitis Atopik (Eksim)

Dermatitis atopik sering juga disebut dengan istilah eksim atau eczema. Eksim biasanya muncul pada satu bagian kulit yang terasa sangat gatal, terutama di bagian kulit yang tertekuk seperti depan leher, lipatan siku maupun lipatan lutut. Gejala lain yang terlihat dari eksim adalah kulit terlihat merah, kasar, pecah-pecah, dan bersisik. Terkadang, ruam pada bagian kulit tersebut pun berair ketika tergores.
ADVERTISEMENT
Eksim biasanya muncul pertama kali saat si Kecil masih bayi. Kondisi ini bisa kambuh beberapa kali ketika ia dewasa. Meski belum diketahui pasti penyebab eksim, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan munculnya eksim diantaranya variasi gen, kesalahan pada sistem imun, adanya bakteri pada kulit, faktor lingkungan, memiliki keluarga yang terkena eksim, memiliki alergi dan asma, serta kulit kering.

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak biasanya terjadi ketika kulit terpapar zat tertentu yang menyebabkan iritasi kulit atau alergi. Adapun gejala-gejala dermatitis kontak diantaranya munculnya ruam merah ataupun benjolan yang terasa gatal. Biasanya ada sensasi terbakar dan panas pada kulit yang terkena ruam. Selain itu, anak yang terkena dermatitis kontak juga biasanya memiliki lepuhan yang berisi air pada kulitnya.
ADVERTISEMENT
Dermatitis kontak biasanya terjadi ketika kulit terpapar salah satu alergen. Misalnya karena terkena produk kosmetik, perhiasan, tanaman beracun, produk pembersih, detergen, zat pengawet pada sabun, lotion, krim anak dan lainnya. Terkadang, agak sulit untuk memastikan zat apa yang dapat membuat kulit si Kecil mengalami ruam. Agar bisa mengetahuinya dengan pasti, Moms dapat mengeceknya ke dokter.

Dermatitis Seboroik

Pada bayi, dermatitis seboroik biasa disebut dengan cradle cap karena umumnya lapisan kerak muncul di kepala. Dermatitis Seboroik ditandai dengan munculnya bercak kuning atau kecoklatan yang kering di area kulit yang tebal. Tidak hanya anak-anak dan bayi, orang dewasa pun bisa terkena jenis dermatitis ini.
Selain muncul di bagian kepala bayi, gejala dermatitis seboroik juga terkadang muncul di area kelopak mata, hidung, dan telinga. Lebih lanjut, kondisi ini juga bisa menyebabkan ruam popok bagi si Kecil.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, dokter belum bisa memastikan apa penyebab terjadinya dermatitis seboroik pada anak. Namun, penyakit ini berhubungan dengan kurangnya nutrisi pada anak, sistem imun yang lemah maupun tinggal di negara iklim yang panas dan dingin. Adapun beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya dermatitis seboroik diantaranya mengalami kondisi kesehatan tertentu seperti HIV atau sedang menjalani perawatan medis.

Bagaimana cara mengatasi dermatitis?

Baik dermatitis atopik, kontak, dan seboroik tidak bisa disembuhkan. Kondisi dermatitis ini bisa kembali muncul di masa yang akan datang. Meski demikian, Moms dapat melakukan perawatan pada si Kecil. Namun, sebelum Moms melakukan perawatan, pastikan terlebih dahulu jenis dermatitis apa yang dialami si Kecil dengan berkonsultasi ke dokter. Selain itu, Moms juga perlu mengetahui seberapa parah kondisi dermatitis pada si Kecil. Biasanya dokter akan merekomendasikan beberapa alternatif pengobatan yang sesuai dengan tingkat keparahannya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengendalikan munculnya dermatitis, Moms juga wajib memerhatikan keadaan kulit si Kecil. Kulit yang kering bisa menjadi pemicu munculnya peradangan pada kulit. Agar terhindar dari kulit yang kering, gunakan krim bayi yang aman. Pastikan kandungannya bisa untuk merawat kulit yang terkena dermatitis dan tidak mengandung bahan yang dapat memicu terjadinya ruam.
Referensi: Hallo SehatHallo Sehat