Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Dermatitis Kontak Iritan Karena Sabun Cuci Botol Mengandung SLS
6 Maret 2019 16:41 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah peradangan pada epidermis kulit yang terjadi karena pajanan baik langsung ataupun terus-menerus terhadap zat iritan, misalnya alkali, zat asam, serbuk, deterjen, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kulit yang menebal dan kemerahan (fisura).
ADVERTISEMENT
Jadi waktu itu saya sempat kena DKI di sela jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan saya, karena sabun cuci botol khusus untuk bayi yang saya gunakan (walaupun sudah di klaim hypoallergenic dan dermatology tested). Biasanya sih saya tidak ada keluhan, karena nyuci piring dan botolnya gantian dengan ibu saya. Kalau saya lagi sibuk momong baby R, ibu saya yang nyuciin.
Jadi waktu itu, ibu saya lagi pergi liburan 2 minggu, karena PRT (pembantu rumah tangga) di rumah ngga pegang perintilan baby R, sayalah yang nyuci, apalagi baby R sudah MPASI, nyuci piringnya jadi berulang. Sekitar 4 hari itu jari-jari saya jadi gatal tapi lama-lama hilang. Kemudian jadi seperti bersisik dan menebal. Saya juga heran, kok sabun cuci botol bayi bisa begini. Biasa saya langsung gatal di tangan kalau cuci pakaian dengan deterjen baju dewasa. Setelah baca kandungannya dan nyari di google, ternyata ada SLS-nya, sebuah kandungan yang bisa menyebabkan iritasi, kulit kering dan gatal.
ADVERTISEMENT
Waktu itu saya obati pakai salep Inerson, kandungannya ada antihistamin dan anti-radangnya. Juga saya oleskan Vaseline Petrolium Jelly di kulit yang menebal agar jadi lebih lembap. Sehabis mencuci, tangan harus dicuci lagi dengan hand wash hingga benar-benar bersih. Akhirnya kulit jari saya sudah kembali seperti biasa. Kalau hal ini terjadi pada Moms, atau mungkin lebih parah, konsul ke dokter kulit ya Moms, agar pengobatannya bisa lebih tepat.
Semoga bermanfaat.
By: Syifa Khairunnisa Nasution
Copyright by Babyologist