Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Disartria, Gangguan Berbicara karena Lemah Otot
15 November 2018 19:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Disartria adalah gangguan berbicara yang disebabkan oleh kelemahan otot. Gangguan ini bisa menyebabkan seseorang kesulitan berbicara dan dipahami orang lain.
ADVERTISEMENT
Kita menggunakan banyak otot untuk berbicara, termasuk otot-otot di wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan, serta otot untuk bernapas. Berbicara menjadi sulit ketika otot-otot ini lemah. Disartria terjadi ketika seseorang memiliki otot yang lemah akibat kerusakan otak. Fenomena ini termasuk dalam gangguan berbicara motorik dan bisa ringan atau berat.
Disartria dapat terjadi dengan masalah berbicara dan berbahasa lainnya. Seseorang mungkin kesulitan mendapatkan pesan dari otaknya ke ototnya untuk membuatnya bergerak, yang disebut apraxia. Dia juga bisa kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain atau memberi tahu orang lain tentang pemikirannya, yang disebut afasia.
Gejala-gejala disartria di antaranya adalah:
Berbicara “cadel” atau “bergumam” yang sulit dipahami orang lain.
Berbicara secara pelan-pelan.
Berbicara terlalu cepat.
ADVERTISEMENT
Berbicara dengan suara pelan.
Tidak dapat menggerahkan lidah, bibir, dan rahan dengan baik.
Memiliki suara seperti robot atau berombak.
Ada perubahan dalam suara seperti terdengar serak, terengah-engah, suara seperti hidung tersumbat, atau sengau.
Disartria disebabkan oleh kerusakan otak yang bisa terjadi saat lahir, setelah sakit, atau usai cedera. Apa pun yang menyebabkan kerusakan otak dapat menimbulkan disartria, di antaranya stroke, tumor, Parkinson’s disease, amyotrophic lateral sclerosis, Huntington’s, multiple sclerosis, cerebral palsy, dan muscular dystrophy.
Diagnosis disartria dapat dilakukan oleh dokter spesialis dan ahli patologi wicara-bahasa. Jika memang benar si Kecil terdiagnosis disartria, para ahli dapat memberikan terapi untuk membantu memproduksi suara agar dapat dimengerti orang lain. Terapis juga dapat bekerja sama dengan kerabat untuk membantu mereka berbicara dengan si Kecil dan memahami omongannya.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.