Konten dari Pengguna

Drama Memberikan ASI Eksklusif, Dari Perjuangan Jadi Kebahagiaan

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
31 Juli 2019 8:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Drama Memberikan ASI Eksklusif, Dari Perjuangan Jadi Kebahagiaan

ADVERTISEMENT
Ada dua hal yang sering menghantui pikiran saya menjelang hari-hari persalinan, yaitu:
ADVERTISEMENT
- Bisakah saya memberi ASI untuk Sofia?
- Kalau ternyata bisa, apakah kuantitas ASI saya cukup sampai usianya 2 tahun?
Ketakutan yang saya pikirkan selama berhari-hari itu hampir jadi kenyataan dong. Pasca melahirkan, ASI saya tidak langsung keluar. Bahkan ditunggu sampai keesokan hari pun masih saja seret, cuma keluar setetes demi setetes.
Hari kedua pasca melahirkan, Sofia mulai menangis saat menyusui. Tiap mendengar tangisannya, saya sampai stres dan berpikir "suster, tolong bawa anak ini ke ruangan bayi saja dong, saya bingung".
Namun ucapan itu tidak saya sampaikan ke suster beneran ya, karena kalau saya bilang itu sama aja kaya menyerah. Karena saya sadar kalau ibu dan bayi harus sama-sama belajar menyusui. Mencari posisi pelekatan yang bagus dan tepat!
ADVERTISEMENT
Hisapan dari mulut Sofia akhirnya memancing produksi ASI karena di hari ketiga, payudara mulai membengkak. Suster pun menyarankan untuk dipompa saja. Dan hasilnya, saya dapat 40 ml ASI perah!
Dari situ saya belajar, perjuangan mendapatkan ASI harus dimulai sejak jauh-jauh hari. Sejak saat itu, saya rutin makan sayur-sayuran berdaun hijau, semangka, pepaya setiap hari agar produksi ASI semakin lancar.
Lalu dokter obgyn juga support dengan meresepkan Lactamam (suplemen pelancar ASI) dan Cal 95 untuk vitamin kalsium. Karena sudah jadi rahasia umum kalau ASI itu nyedot semua sari-sari dari ibu. Jika busui misalnya kekurangan kalsium aja, itu bukan cuma ASI aja yang berkurang, tapi kitanya akan pegal-pegal, kuku pecah, nyeri pinggang dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata drama menyusui tidak berhenti sampai sini. Awalnya saya pikir ASI banyak itu sudah cukup untuk bayi, tapi ternyata saya salah. Karena kalau ingin memberikan ASI eksklusif, kita bukan cuma dituntut mengejar kuantitasnya saja, tapi juga kualitas.
Ini saya baru sadar setelah melihat ASI yang diperah cair. Terus nanya sama DSA-nya Sofia rupanya itu karena saya jarang memompa payudara, akhirnya si Kecil tidak mendapatkan hindmilk yang ada pada akhir proses menyusui.
Setelah dijelaskan panjang lebar sama dokter. Saya pun mulai membiasakan memerah ASI supaya payudara tidak penuh karena terlalu banyak foremilk dan mencegah mastitis. Meskipun beberapa jam setelah diperah, ASIP yang tidak diminum itu harus dibuang karena kulkas di rumah saat itu tidak bisa digunakan untuk menyimpan ASIP.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang untuk menjaga kualitas ASI, saya biasa minum blackmores pregnancy & breastfeeding, makan cookies dan minum tehnya Mama bear. Sementara mempertahankan kuantitasnya cuma dengan sering menyusui si Kecil lalu mengosongkan payudara.
Dan sekarang di usia Sofia 10 bulan, muncul lagi masalah mengasihi yaitu puting lecet! Yup, semenjak punya 6 gigi, dia hobi banget menggigit apapun termasuk saat menyusui.
Biasanya saya mengatasi masalah ini dengan mengusapkan beberapa tetes ASI ke puting yang lecet dan tetap menyusui bayi. Soalnya, ASI itu kan mengandung zat yang dapat menyembuhkan luka. Meskipun perih, lama-lama sembuh sendiri kok tanpa pakai obat.
Susu ciptaan Tuhan ini memang ajaib ya Moms? Itulah alasan kenapa saya ingin bisa memberikan ASI eksklusif. Bukan karena anti susu formula lho ya.
ADVERTISEMENT
Tapi karena ASI mudah dicerna bayi, kandungan zat yang ada di dalamnya seperti protein, lemak, karbohidrat dan lain-lain sangat sempurna dan bermanfaat sehingga si Kecil bisa kenyang hanya dengan minum susu dari payudara ibunya.