Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Gejala Usus Buntu pada Anak dan Pengobatannya
13 Juni 2019 10:06 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Penyakit usus buntu (appendicitis) didefinisikan sebagai infeksi organ usus buntu yang menempel pada usus besar di bagian sisi kanan bawah perut. Anak-anak dan remaja berusia antara 5 hingga 20 tahun rawan terkena penyakit ini. Kasus ini jarang ditemui pada balita.
ADVERTISEMENT
Penyebab usus buntu antara lain adalah penyumbatan pembukaan usus buntu oleh feses keras sehingga dinding usus buntu membengkak. Bakteri dalam usus buntu yang tersumbat berkembang biak dan menyebabkan infeksi serta peradangan.
Jika tidak segera ditangani, usus buntu yang meradang bisa pecah. Isi di dalamnya akan keluar menyebar ke rongga perut. Isi dari usus buntu yang tersumbat adalah bakteri bahkan nanah sehingga infeksi di rongga perut tersebut dapat mengancam nyawa.
Tanda-tanda pertama radang usus buntu adalah demam ringan dan nyeri di sekitar pusar. Gejalanya mungkin tampak seperti sakit perut, namun dalam kasus usus buntu rasa sakit biasanya memburuk dan bergerak ke sisi kanan bawah perut.
Jika si kecil sakit perut, hal yang patut waspadai:
ADVERTISEMENT
Karena tanda-tanda di atas dapat merujuk pada kasus radang usus buntu. Jika rasa sakit tersebut menyebar di perut, patut dicurigai mungkin usus buntu telah pecah. Apalagi, jika hal ini diikuti dengan demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius.
Radang usus buntu biasanya diobati dengan cara operasi untuk mengangkat usus buntu yang telah terinfeksi. Jika usus buntu belum pecah, penderita akan dibius agar tertidur, lalu operasi akan dilangsungkan dalam waktu sekitar satu jam. Setelah operasi, si kecil akan dianjurkan menginap selama sekitar dua hari di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Si kecil perlu kontrol rutin ke rumah sakit usai pulang dari rumah sakit hingga setidaknya tiga minggu setelah operasi.
Namun, apabila usus buntu sudah pecah, si kecil harus dirawat inap lebih lama dan biasanya sekitar lima hari. Selama masa pemulihan, dokter akan memberikan antibiotik dan obat melalui infus. Dia tidak boleh makan atau minum setelah operasi.
Sebuah tabung selang nasogastrik dipasang melewati hidung menuju lambung. Gunanya adalah membantu menjaga perut si Kecil tetap kosong sehingga usus dapat beristirahat dan mencegah muntah. Selang ini baru akan dilepas saat si kecil siap untuk makan dan minum.
Tidak ada cara tertentu untuk mencegah radang usus buntu. Namun, risiko peradangan usus buntu dapat ditekan jika si kecil sering memakan makanan berserat tinggi seperti sayuran segar dan buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Hubungi dokter segera jika Moms merasa si kecil menderita radang usus buntu. Semakin cepat terdeteksi, semakin mudah untuk dirawat.