Konten dari Pengguna

Hamil Dengan Thalasemia Minor

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
18 Agustus 2018 11:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hamil Dengan Thalasemia Minor
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mungkin sebagian orang agak asing mendengar penyakit thalasemia atau kelainan darah. Bahkan saya sendiri baru mendengar nama itu setelah keluarnya hasil cek lab kehamilan ketika memasuki trimester ke 3.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, saya melakukan prosedur untuk mempersiapkan kelahiran anak pertama di usia kehamilan 6 bulan. Setelah dilihat hasilnya, semua normal hanya saja Hb saya sangat rendah untuk ukuran ibu hamil, seharusnya yang normal itu Hb-nya sekitar 12, saya hanya 8.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) atau dokter kandungan meminta saya untuk konsultasi ke dokter penyakit dalam. Lalu, dokter penyakit dalam meminta saya untuk cek ulang di lab yang lebih lengkap, karena dikhawatirkan saya kekurangan zat besi.
Akhirnya cek lab kedua dilakukan dan langsung di hari yang sama, saya bertemu dengan dokter penyakit dalam. Hasil menunjukkan bahwa ternyata zat besi saya justru normal. Lalu kenapa Hb saya bisa rendah?
ADVERTISEMENT
Dokter menyarankan untuk dicek lebih dalam lagi, apakah saya mempunyai kelainan darah. Setelah cek lab hampir 6 kali dalam 2 bulan terakhir, hasilnya cukup membuat saya khawatir dan takut. Saya mempunyai thalasemia minor. Dalam hati rasanya campur aduk, penyakit yang namanya indah tapi juga menyeramkan.
Penyakit ini terjadi karena sel darah merah yang mudah pecah dan lambatnya proses produksi sel darah merah itu sendiri sehingga sel darah putih jumlahnya sedikit lebih banyak dibandingkan dengan sel darah merah.
Saya pribadi tidak tahu dan tidak merasa sedang sakit karena memang tidak ada gejala-gejala yang terlihat, hanya saja saya suka merasa cepat lelah dan sesak napas. Tapi karena saya pikir itu wajar untuk seorang wanita hamil, jadi tidak saya hiraukan.
ADVERTISEMENT
Setelah semua hasil tes keluar, akhirnya saya bertemu lagi dengan dokter penyakit dalam untuk minta saran bagaimana baiknya untuk mempersiapkan persalinan nanti, dan dokter menyarankan untuk menyediakan 3 kantong darah untuk transfusi karena dikhawatirkan terjadi pendarahan. SpOG saya pun sepakat apa pun tindakannya nanti (persalinan normal atau caesar), kami harus menyiapkan darah untuk transfusi.
Syukurlah saya dan bayi sehat, tidak ada kekurangan apa pun, persalinan lancar, transfusi dilakukan setelah persalinan.
Semoga bermanfaat.
By: Dea S. Astari.