Haruskah Bayi Minum Suplemen Zat Besi?

Haruskah Bayi Minum Suplemen Zat Besi?

Zat besi adalah zat mikronutrien yang sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Zat besi inilah yang nantinya bertugas dalam pembentukan hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Lalu, hemoglobin ini bertugas mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Nah jika anak kekurangan zat besi, sel dalam tubuh akan kekurangan oksigen yang menyebabkan kondisi tubuh anak lemah, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, nafsu makan menurun dan tak jarang menjadi mudah terserang penyakit. Dalam sehari, bayi berusia 6-12 bulan membutuhkan 11 mg zat besi.

Untuk bayi yang berusia 6 bulan ke atas, zat besi dari ASI saja sudah tidak mencukupi kebutuhan zat besi hariannya. Apalagi, untuk bayi ASI lebih besar berisiko terkena ADB (Anemia Defisiensi Besi). Zat besi ini bisa kita dapatkan dari sumber makanan yang kita berikan untuk MPASI seperti hati ayam atau daging sapi. Akan tetapi untuk memenuhi 11 mg kebutuhan zat besi harian, dibutuhkan sekitar 3 potong hati ayam atau 385 gram daging sapi. Mengingat kapasitas lambung bayi yang masih kecil, tentunya akan sulit jika kebutuhan zat besi hanya kita berikan dari bahan makanan saja karena bayi juga membutuhkan tidak hanya zat besi untuk pertumbuhannya. Untuk itu, Moms bisa sesekali memberikan si Kecil MPASI terfortifikasi yang sudah jelas % AKGnya atau bisa juga diberikan suplemen zat besi.

Dari pengalaman saya, sejak Syeron umur 6 bulan memang sudah diresepkan suplemen zat besi oleh DSA. Awalnya karena pada saat mulai MPASI, Syeron menolak makan dan ternyata ketahuan Hb dia rendah. Dokter menyarankan untuk memberi suplemen zat besi setiap hari sampai dengan Syeron minimal 2 tahun. Selain pemberian suplemen zat besi, disarankan juga untuk memberikan MPASI terfortifikasi dulu karena saat itu memang Syeron masih menolak makan bubur homemade. Dan setelah minum suplemen zat besi, nafsu makan Syeron berangsur mulai meningkat. Tapi, untuk pemberian suplemen zat besi harus dengan advis dari dokter ya Moms. Selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan DSA masing-masing karena tentunya setiap anak kondisinya berbeda, dan tindakan serta takaran yang diberikan pun bisa berbeda.