Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hipoglikemia pada Anak dan Dewasa
14 Februari 2019 16:36 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kata hipoglikemia mungkin masih cukup asing di telinga Moms, istilah familiernya adalah gula darah rendah. Hipoglikemia bisa menyerang siapa saja termasuk bayi baru lahir hingga orang dewasa. Pada bayi baru lahir, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apakah ia mengalami hipoglikemia atau tidak. Jika kadar gulanya di bawah 50 mg/dL, berarti ia mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Sedangkan untuk orang dewasa, kadar gula darah normal sekitar 70-130 mg/dL (sebelum makan), jika di bawah itu bisa dipastikan mengalami hipoglikemia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya gejalanya sering kita alami namun tidak kita sadari. Umumnya, gejala yang ditimbulkan pada orang dewasa adalah lemas, pucat, sulit konsentrasi, kelelahan dan jantung berdebar, kadang kejang tapi jarang terjadi. Lalu, pada bayi baru lahir yang mengalami hipoglikemia umumnya tidak menangis saat dilahirkan, kulit kebiruan, suhu tubuh sangat rendah, tidak mau minum ASI atau kolostrum dan kadang disertai kejang.
Karena itu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kadar gula darah pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Mencegah & Mengatasi Hipoglikemia
Hipoglikemia pada orang dewasa umumnya dapat diatasi dengan hal berikut:
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk mencegah Hipoglikemia pada bayi, dapat dilakukan sejak dalam kandungan ibu:
Lalu, jika memang bayi terlanjur mengalami hipoglikemia, biasanya dokter akan melakukan serangkaian perawatan pada bayi. Moms juga bisa merawat bayi yang Hipoglikemia dengan memberikan ASI dan susu formula hingga kadar gula darahnya normal. Dalam kondisi medis tertentu, dokter akan memberikan cairan IV yang mengandung gula. Namun hal ini biasanya terjadi jika si bayi tidak bisa minum susu formula atau ASI, dalam hal ini si bayi memiliki kondisi medis tertentu.
ADVERTISEMENT
Setelah tahu gejala, pencegahan dan perawatannya, kita pasti masih bingung siapa saja sih yang berpotensi menderita hipoglikemia?
Nah, itu dia hal-hal yang harus kita pahami seputar hipoglikemia. Kadang memang kita tidak menyadarinya, terapkan pola hidup sehat mulai dari sekarang, dapat juga periksakan diri ke dokter untuk dilakukan cek darah jika diperlukan. Jangan sepelekan hipoglikemia. Ada baiknya mencegah daripada mengobati, bukan? Semoga sehat selalu ya.
Semoga bermanfaat.
By: Vynditan Azalea
Copyright by Babyologist
Live Update