Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kehamilan dengan Kekentalan Darah
7 Agustus 2019 17:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kehamilan dengan Kekentalan Darah
ADVERTISEMENT
Saya dan suami dikaruniai seorang anak setelah saya 2x mengalami keguguran dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun masa pernikahan kami. Ya, keguguran tentunya meninggalkan trauma yang cukup mendalam bagi kami. Kehilangan kedua calon janin di usia kehamilan 8 minggu tentu saya pun bertanya-tanya, ada masalah apa dengan diri saya? Memang selain belajar menerima semua itu adalah kehendak Tuhan yang kuasa dan juga seleksi alam yang tidak bisa sepenuhnya kita kontrol, saya dan suami pun tidak lantas berdiam diri.
ADVERTISEMENT
Kami pun mencoba mencari tahu, apakah ada hal-hal tertentu yang menyebabkan keguguran berulang terjadi pada saya. Berbagai macam tes darah hingga konsultasi ke dokter spesialis autoimun pun dilakoni. Memang memakan biaya, waktu dan tenaga. Sampai pada suatu saat, ada hasil tes yang menyatakan bahwa nilai APS (Anti Phospolipid Syndrome) saya cukup tinggi. Jadi dapat dikatakan, saat hamil maka tubuh saya dengan sendirinya membuat mekanisme pertahanan dengan membuat darah menjadi kental. Dan buruknya jika darah kita kental, maka asupan makanan untuk si calon janin pun menjadi terhambat dan berujung janin tidak berkembang.
Rasanya saya masih cukup beruntung untuk bisa mengetahui alasan dibalik keguguran berulang yang saya alami, sehingga pada saat kehamilan berikutnya semua itu bisa dicegah dan dikontrol dengan lebih ketat.
ADVERTISEMENT
Pada saat kehamilan yang ketiga, saya berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan yang ahli dalam bidang fetomaternal. Selama menjalani kehamilan, saya harus rutin melakukan tes darah 2 minggu sekali untuk menilai tingkat D-dimer dan INR. Kedua marker ini yang harus tetap dijaga agar tidak melonjak terlalu tinggi, walaupun pada umumnya ibu hamil normalnya akan mengalami kenaikan pada dua marker ini. Selain itu, saya juga mengonsumsi obat pengencer darah berupa tablet setiap harinya, ditambah dengan suntikan obat anti penggumpalan darah di perut 3x dalam seminggu (saya menggunakan obat lovenox). Harga suntikannya pun tergolong relatif mahal, dan terkadang stoknya pun agak sulit didapat. Untuk cara penyuntikannya dapat dilakukan sendiri secara subkutan, namun selama hamil saya selalu meminta bantuan kakak atau suami. Selain itu, dokter menyarankan saya untuk minum air putih minimal 3 liter setiap harinya agar memperlancar aliran darah; sedangkan untuk makanan tidak ada pantangan khusus (menyesuaikan dengan jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi bumil saja). Dan selama hamil saya cukup konsultasi dengan dokter spesialis kandungan saja. Karena pada beberapa kasus yang saya baca, ada juga yang diharuskan untuk berkonsultasi dengan dokter hematologi selama menjalani proses kehamilan. Kembali lagi semua tergantung pada kebutuhan dan kondisi pasien.
ADVERTISEMENT
Suntikan demi suntikan saya jalani dari awal kehamilan (4 minggu) sampai dengan usia kehamilan 36 minggu. Sedangkan untuk obat pengencer darah yang rutin saya minum setiap hari sudah harus dihentikan pemakaiannya di usia kehamilan 38 minggu. Selama menjalani kehamilan ini pun terkadang saya masih dibayangi rasa cemas akan keguguran yang dulu pernah saya alami. Namun, kembali lagi saya diingatkan untuk selalu berpasrah. Jika Tuhan sudah berkehendak kali ini, maka Ia akan membuat semuanya lancar sampai dengan anak saya lahir.
Dan puji Tuhan, seorang bayi laki-laki yang sehat akhirnya lahir di minggu ke-40. Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan, keluarga yang sudah mendukung serta bantuan dari dokter dan tenaga medis yang sangat profesional. Untuk referensi dokter spesialis yang saya temui, dapat menghubungi saya secara pribadi. Perjuangan saya dan suami berikutnya yaitu agar kami dapat menjalani tugas sebagai orang tua dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT