Konten dari Pengguna

Kejang Demam pada si Kecil

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
31 Oktober 2018 6:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kejang Demam pada si Kecil
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Apa kejang demam itu?
Kejang yang disebabkan oleh demam (ekstra-kranial), bukan oleh suatu proses di dalam otak (intra-kranial) atau susunan saraf pusat (SSP), yang ditandai dengan gejala demam dan kejang (misalnya meningitis dan ensefalitis).
ADVERTISEMENT
Kejang demam umumnya berlangsung singkat, berhenti sendiri kurang dari 5 menit. Jadi sebelum obat kejang dimasukkan lewat dubur, kejang sudah lebih dahulu berhenti. Kejang demam sederhana tdak berulang, dan kejang demam kompleks berulang. Keduanya sama-sama tidak berbahaya (tidak mengganggu perkembangan otak). Tapi jika kejang berulang, segera konsultasikan ke dokter.
Ada 2 kondisi yang ditandai dengan kejang disertai demam, yaitu kejang demam yang umumnya tidak merusak otak sama sekali, dan infeksi susunan saraf pusat (SSP), alias "infeksi otak", dan sangat potensial merusak otak.
Bedanya, kejang demam adalah kejang yang disebabkan oleh demamnya (suhu > 38°). Sedangkan infeksi SSP yg ditandai dengan kejang dan demam, penyebab kejangnya adalah infeksi kuman (virus/bakteri/lainnya) di dalam SSP. Infeksi ini juga ditandai dengan gejala demam.
ADVERTISEMENT
Bagaimana membedakannya?
Kejang demam paling lama berhenti sendiri dalam 15 menit (jarang sekali sampai selama ini). Setelah kejang anak pun kembali sadar dengan sendirinya. Pada infeksi SSP seperti meningitis dan ensefalitis, kejang bisa berlangsung lebih dari 15 menit, dan pasca kejang anak cenderung tidak sadar. Kejang juga sering berulang dalam waktu yang berdekatan.
Kejang demam yang sebenarnya tidak berpotensi merusak otak ini pun dibagi dua, yaitu kejang demam sederhana (kejang < 15 menit, tidak berulang) dan kejang demam kompleks (kejang > 15 menit, berulang dalam 24 jam). Dan keduanya tidak merusak fungsi otak si Kecil kecuali kejang demam akibat infeksi SSP.
Jadi kejang demam seperti apa yang harus ke dokter?
ADVERTISEMENT
Kejang berlangsung lebih dari 5 menit
Kejang berulang dalam 24 jam
Setelah kejang, anak mengalami penurunan kesadaran yg menetap. Dikhawatirkan meningitis/ensefalitis
Apa yang harus kita lakukan jika anak kejang demam?
Miringkan badannya
Terserah, boleh ke kiri, kanan, atau ditelungkupkan. Yang penting jangan telentang, agar anak tidak tersedak apabila sedang makan/minum saat kejang. Kadang orangtua panik ketika anak kejang, sehingga refleks menggendongnya atau mendekapnya erat, JANGAN ya mommies justru bisa mengganggu napas anak.
Lihat jam, observasi sampai maksimal 5 menit
Jika sampai 5 menit kejang belum berhenti, segera bawa ke klinik/dokter terdekat. Untungnya mayoritas kejang demam berhenti kurang dari 5 menit.
Jangan masukkan apapun ke dalam mulut anak
Umumnya Moms melakukan hal tersebut dengan alasan khawatir lidah akan tergigit sampai putus, misalnya dengan memasukkan sendok atau jari kita. Tidak ada kejadian lidah putus. Malah apabila barang yang kita masukkan patah, berisiko masuk ke saluran napas
ADVERTISEMENT
Jangan minumkan kopi ke anak yang sedang kejang karena itu hanya mitos
Tetap Tenang
Jangan panik, dan berdoa agar kejang segera berakhir dan anak baik-baik saja setelahnya
Semoga bermanfaat.
By: Mala Sari