Konten dari Pengguna

Kematian Janin Dalam Kandungan di Usia Kehamilan 6 Bulan

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
11 November 2018 16:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kematian Janin Dalam Kandungan di Usia Kehamilan 6 Bulan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernahkah Moms mendengar istilah IUFD (Intra Uterine Fetal Death)? IUFD merupakan kematian janin di dalam kandungan yang terjadi saat kehamilan sudah lebih dari 20 minggu di mana janin sudah mencapai berat lebih dari 500 gram. Pernah mengalami IUFD bukanlah hal yang mudah untuk dilalui.
ADVERTISEMENT
Ketika janin yang diharapkan ternyata harus lahir dengan kondisi yang tidak bernyawa? IUFD pernah saya alami di kehamilan pertama. Ketika menginjak usia kehamilan 6 bulan, di mana berat janin dalam kandungan saya sudah mencapai berat kurang lebih 700 gram.
Tanda atau cirinya yaitu berkurangnya gerak janin, yang pada akhirnya Moms tidak akan merasakan janin bergerak sama sekali. Oleh karena itu, monitoring gerak janin sangat penting untuk dilakukan.
Penyebab kematian janin ini bermacam-macam Moms, bisa karena tali pusat melilit si janin, tali pusat terpilin, karena virus atau hal lainnya. Untuk memastikannya harus dilakukan cek laboratorium atau bahkan ada yang tidak terdeteksi penyebabnya sampai janin dilahirkan.
Pada kasus yang saya alami, semua hasil cek laboratorium dinyatakan negatif virus, ketika janin lahir barulah diketahui penyebabnya adalah tali pusat yang terpilin seperti kabel telepon sehingga menghambat asupan nutrisi dan oksigen ke janin. Tali pusat yang panjang, air ketuban yang cukup banyak atau gerak janin yang terlalu aktif memungkinkan untuk terjadi nya tali pusat terpilin seperti ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Mengeluarkan Janin yang Sudah Tak Bernyawa dari Dalam Kandungan?
Cara yang dilakukan adalah dilahirkan secara normal dengan bantuan obat, semacam induksi hanya saja obat dimasukan dari dalam vagina untuk mempercepat terjadinya kontraksi dan mempermudah janin untuk lahir. Proses ini cukup lama, untuk setiap orang berbeda pula reaksinya.
Beberapa orang seperti saya menggigil cukup dahsyat ketika obat dimasukan, namun beberapa orang yang lainnya tidak mengalami reaksi apa-apa. Kontraksi yang dialami juga cukup dahsyat dibandingkan melahirkan normal pada umumnya.
Kemudian setelah janin lahir, proses kuret masih harus saya jalani karena masih banyak sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim. Janin yang sudah lahir diberi nama kemudian dimakamkan. Bersyukur setelah kejadian IUFD ini, Tuhan menggantinya hanya selang 3 bulan saja.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Fitri Amalia Azzahra