Konten dari Pengguna

Kenali Sindrom Asperger, Gejala Autisme

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
10 Juli 2019 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak dengan sindrom Asperger. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dengan sindrom Asperger. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan yang termasuk dalam gangguan spektrum autisme. Gangguan ini ditandai dengan penurunan keterampilan berbahasa dan komunikasi, serta pola pemikiran dan perilaku yang berulang atau terbatas.
ADVERTISEMENT

Sejarah Sindrom Asperger

Pada tahun 1944, seorang dokter anak asal Austria, Hans Asperger, memiliki empat pasien muda dengan kelakuan yang sangat mirip. Mereka memiliki kecerdasan normal hingga tinggi, tetapi tidak memiliki keterampilan sosial dan memiliki minat yang sangat sempit. Mereka juga terlihat canggung dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Meskipun Hans Asperger yang pertama kali menemukan gejala-gejala gangguan perkembangan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, istilah sindrom Asperger ternyata diciptakan oleh psikiater asal Inggris, Lorna Wing. Dia menerbitkan serangkaian studi kasus serupa dan menyebutkan istilah itu dalam temuan studinya.
Kemudian, sindrom Asperger dicantumkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-4). Manual ini diterbitkan pada tahun 1994.
Kira-kira satu dekade kemudian, tepatnya di tahun 2013, sindrom Asperger dan jenis autisme lainnya yang sebelumnya terpisah, bergabung menjadi satu payung diagnosis yang disebut gangguan spektrum autisme di DSM-5.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Anak Autis Foto: alteredego/Pixabay

Gejala Sindrom Asperger

Anak-anak dengan sindrom Asperger terisolasi, karena keterampilan sosial mereka yang buruk dan minat yang sempit. Mereka mungkin mengajak bicara orang lain, tetapi ketika berbicara mereka biasanya melakukan perilaku yang tidak pantas atau eksentrik, atau hanya ingin membicarakan minat tunggal mereka.
Anak-anak dengan sindrom Asperger biasanya memiliki sejarah keterlambatan keterampilan motorik. Mereka tidak terampil dalam mengayuh sepeda, menangkap bola, atau memanjat peralatan bermain di luar ruangan. Mereka pun sering terlihat canggung dan kurang terkoordinasi yang terlihat dari cara berjalan yang kaku.
Penderita sindrom Asperger juga dapat merasa hipersensitif terhadap cahaya, suara, atau selera. Mereka juga sulit menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam percakapan. Gerakan-gerakan mereka tidak terkoordinasi atau terasa canggung. Mereka juga mungkin mengalami kecemasan dan depresi karena merasa berbeda atau dikucilkan.
ADVERTISEMENT
Meskipun sindrom Asperger adalah sebuah kelainan dalam perkembangan komunikasi, ada beberapa sisi positif yang dimiliki pengidap Asperger jika dibandingkan dengan orang normal. Mereka memiliki fokus dan kegigihan yang luar biasa, bakat untuk mengenali pola, dan perhatian terhadap detail.

Perawatan Sindrom Asperger

Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengatasi kecemasan dan tantangan pribadi lainnya dari penderita sindrom Asperger. Kelas pelatihan keterampilan sosial dapat membantu dengan keterampilan percakapan dan memahami isyarat sosial. Terapi wicara dapat membantu mengontrol suara, karena penderita sindrom Asperger sulit mengatur keterampilan percakapan nonverbal mereka.
Sementara itu, terapi fisik dan pekerjaan dapat meningkatkan koordinasi. Untuk membantu mengelola kecemasan, depresi, dan ADHD, penderita dapat diberikan obat-obatan psikoaktif.