Konten dari Pengguna

Ketika Aku Harus Melahirkan di Minggu ke-37

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
27 November 2019 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketika Aku Harus Melahirkan di Minggu ke-37
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Aku mau share berdasarkan pengalamanku sendiri sewaktu kehamilan anak pertama. Jadi sewaktu aku hamil anak pertama dan memasuki minggu ke-36, aku sudah sering merasakan kontraksi saat sedang bekerja atau berjalan lama.
ADVERTISEMENT
Awalnya, aku kira kontraksi itu hanya gerakan bayi yang lebih kuat, tapi ternyata setelah cek ke dokter kandungan, itu adalah kontraksi. Gejala kontraksi yang aku rasakan saat itu yaitu perut terasa kencang, seperti didorong oleh bayi, dan jadi seperti mau buang air kecil.
Dan di usia kandungan ke-36 minggu ini juga aku merasa lebih cepat lelah, apalagi kandungan juga sudah besar dan aku masih aktif bekerja. Nah, suatu hari saat usia kandunganku sudah di sekitar 37 minggu, aku mengalami kontraksi terus-menerus hingga akhirnya diharuskan melahirkan dengan dicaesar karena kondisi tertentu.
Jadi, pagi hari di hari Sabtu aku harus kontrol rutin dulu ke dokter kandungan. Menunggu dokter kandungan yang ramai hingga beberapa jam sudah membuat aku merasa lelah duluan. Lalu saat kontrol, ternyata dokter bilang kalau aku lebih baik dicaesar karena ada lilitan tali pusar di bagian lehernya dan dokter memberikan waktu sekitar seminggu untuk memutuskan apakah mau caesar untuk mengurangi risiko yang ada atau tetap normal seperti keinginan awal aku.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock
Akhirnya aku berencana untuk memikirkan terlebih dahulu keputusan itu. Setelah dari rumah sakit aku lanjut mengambil barang di rumah lama, lalu sore harinya aku harus menghadiri acara pernikahan saudara suamiku dan lokasinya lumayan jauh. Jadi bisa dibilang satu harian aku bepergian meski menggunakan mobil.
Dari pagi aku sudah merasakan kontraksi beberapa kali, meski jaraknya jauh. Lalu ketika siang hari aku merasa ada yang aneh karena kontraksi mulai terasa lebih cepat, sekitar 1 jam sekali lalu menjadi setengah jam sekali. Sore harinya aku tetap ke acara pernikahan karena tidak enak dengan saudara suami, tapi ternyata kontraksi makin cepat sekitar 15 sampai 10 menit sekali pada malam harinya. Akhirnya, sekitar jam 8 malam aku buru-buru meminta suami ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa kali diperiksa akhirnya suster mengatakan kontraksi sudah mulai terjadi 3 menit sekali dan dokter saat dihubungi menganjurkan caesar karena ada lilitan tali pusar di bagian lehernya. Akhirnya aku pasrah dan karena harus menunggu jadwal operasi keesokan paginya.
Akhirnya kandunganku diberi obat semacam obat penenang agar tidak kontraksi lagi. Hanya saja efek samping dari obat penenang itu jantungku terus berdebar-debar dan aku tidak bisa tidur. Keesokan harinya aku melahirkan dengan dicaesar. Benar-benar tidak ada bayangan tentang prosedur melahirkan secara caesar karena memang dari awal aku berniat melahirkan secara normal dan belum pernah mencari tahu tentang caesar secara lebih mendalam. Tapi puji Tuhan semua lancar dan anak lahir dengan kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
Nah, saranku untuk yang lagi hamil besar di trimester akhir, usahakan jangan terlalu lelah. Ketika sudah merasa lelah segera istirahat agar tidak memicu kontraksi dini yang berujung kontraksi untuk melahirkan. Dan juga sediakan keperluan untuk melahirkan begitu memasuki trimester ketiga, karena bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan mempercepat kelahiran bayi.