Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ketika Saya Jenuh Menjadi Seorang Ibu
14 Oktober 2019 11:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketika Saya Jenuh Menjadi Seorang Ibu
ADVERTISEMENT
Hampir dua tahun menjalani status menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak memang bukan hal yang mudah. Banyak sekali hal-hal yang harus saya pelajari, dari yang mendasar sampai yang besar. Banyak hal juga yang saya relakan demi anak, dan terakhir menjadi seorang ibu harus benar-benar extra sabar. Tapi pernah ada saatnya saya benar-benar ingin libur menjadi seorang ibu karena merasa jenuh, terlalu lelah, tertekan. Sedih. Ingin rasanya saya kembali ke masa sebelum nikah, bisa sering kumpul bareng teman. Bisa melakukan hobi Tanpa pikir-pikir lagi. Bisa mengejar apa yang disukai.
ADVERTISEMENT
Kejenuhan menjadi seorang ibu mulai saya rasakan saat saya merasa kok setiap hari gini-gini aja sih? Bangun tidur buat sarapan, menemani suami sarapan. Lalu suami kerja, aku urus dua anak dari mandiin, nyiapin makanan, suapin makan, ajak main, beres-beres rumah. Lihat cucian bertumpuk. Rasanya monoton yang melelahkan sekali. Belum lagi kalau anak lagi rewel rasanya kepala pusing sekali. Rasanya ingin benar-benar waktu berhenti dan biarkan aku tarik napas sejenak. Tapi sayangnya hidup ini bukan dongeng sehingga yang dapat saya lakukan hanya menghadapi realita yang ada saat ini. Dan melawan semua rasa-rasa yang mengganjal di hati dan pikiran. Tujuannya cuma satu demi keluarga.
Tidak mau berlama-lama dari kejenuhan ini saya harus cari cara agar keluar dari zona tidak nyaman ini. Keluar dalam arti agar tidak jenuh lagi dan menyeimbangkan kehidupan saya sendiri agar saya juga bisa bahagia karena hanya bersyukur aja ternyata tidak cukup untuk menikmati hidup ini. Dan berikut cara saya mengatasi kejenuhan menjadi seorang ibu:
ADVERTISEMENT
1. Sampaikan pada suami secara jujur dan jelas bahwa saya lelah. Saya butuh istirahat, saya butuh udara segar. Biasanya kalau saya sudah bicara seperti ini suami langsung menyuruh saya menginap di rumah orang tua saya beberapa malam. Karena kalau disana saya lebih nyaman. Karena disana rumah saya sejak kecil. Dan anak-anak juga ada nenek kakeknya yang bantu handle. Jadi saya benar-benar bisa beristirahat sejenak.
2. Join aplikasi parenting agar bisa berbagi dan menerima pengalaman. Seperti join di aplikasi Babyologist ini saya sangat senang karena saya merasa bukan saya saja yg memiliki banyak kekhawatiran tentang anak. Banyak ilmu yang saya dapat disini dari sharing para moms lainnya. Dari mengurus anak, menu MPASI, ulasan produk dll. Lalu bukan hanya sekedar berbagi dan belajar tapi di babyologist kami para moms di berikan reward yang menunjukkan bahwa apa yang saya lalukan sangat dihargai disini.
ADVERTISEMENT
3. Keluar Rumah Ikut acara seminar mencari suasana baru dan teman baru. Saya senang sekali waktu pertama kali di undangan babyologist ke acara babyo session, saya seperti kucing yang keluar kandang, happy banget, banyak ilmu yang saya dapat, teman baru, dan hadiah. Sampai akhirnya saya meyakini kalau ikut seminar ini bagus juga buat saya menghilangkan jenuh. Jadi sekarang setiap ada kegiatan seminar para ibu saya selalu berusaha hadir jika timingnya pas.
4. Izin suami keluar rumah untuk bertemu teman lama. Ternyata melepas rindu dengan teman-teman sekolah, kuliah dan kerja mampu membuang aura negatif. Karena saya merasa lepas tertawa, bercerita tanpa takut di hakimi.
5. Pesan jasa service bersih-bersih rumah dan Terapis massage online. Bersyukur Dijaman modern ini banyak banget yang mempermudah kehidupan. Jadi saya kalau udah benar-benar capek ya udah pesan jasa cleaning service untuk merapikan rumah. Kalau badan udah mulai pegal-pegal ya tinggal panggil juga jasa terapis massage online. Biar badan fit lagi. Intinya sebagai perempuan sebagai ibu rumah tangga, kita berhak memanjakan diri kita sendiri, kita berhak bahagia juga. Jangan pernah takut bicara sama suami tentang apa yang kita rasakan. Karena suami itu harus dikomunikasikan secara jelas.
ADVERTISEMENT