Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Ketuban Pecah Sebelum Waktunya, Berbahayakah?
10 September 2018 10:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Janin akan berkembang seiring dengan pertambahan umur kehamilan, dalam perkembangannya tentu janin belum bisa melindungi dirinya sendiri dari bahaya infeksi atau benturan yang mungkin terjadi selama ibu hamil. Janin terisolir dan hanya berhubungan dengan ibu lewat tali pusat untuk mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan selama masa perkembangan.
ADVERTISEMENT
Selaput ketuban dan air ketuban secara fisik merupakan pelindung janin dari dunia luar. Janin dapat terlindung dari paparan infeksi maupun benturan yang terjadi selama kehamilan karena terdapat bantalan selaput dan cairan ketuban yang dapat mencegah itu semua.
Namun, apa yang terjadi jika ternyata ketuban tidak dapat bertahan sedangkan persalinan ternyata belum terjadi?
Apa itu ketuban pecah dini?
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan dimulai. Jika KPD terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan, disebut juga ketuban pecah dini prematur (KPD prematur). KPD terjadi sekitar 10% pada semua kehamilan. KPD prematur terjadi sekitar 2% pada semua kehamilan.
Apa penyebab ketuban pecah dini?
ADVERTISEMENT
Melemahnya selaput secara alami atau adanya paksaan dari kontraksi dan infeksi pada rahim.
Kondisi rendahnya sosioekonomi (wanita dengan kondisi sosioekonomi yang rendah cenderung kurang perhatian terhadap asuhan prenatal yang baik)
Infeksi seksual menular
Infeksi saluran kencing
Terdapat masalah pada leher rahim
Riwayat melahirkan prematur
Perdarahan vagina
Merokok selama kehamilan
Tanpa penyebab yang jelas
Mengapa ketuban pecah dini perlu diperhatikan?
KPD adalah kejadian yang tidak dapat dihindari maupun diprediksi, ketuban yang pecah sebelum waktunya akan memberikan risiko seperti
Kelahiran prematur
Terjadinya infeksi serius pada jaringan ari-ari yang dinamakan korioamnionitis
Lepasnya ari-ari sebelum waktunya
ADVERTISEMENT
Terjepitnya tali pusat, dilakukannya operasi cesar
Infeksi pasca melahirkan
Apa gejala KPD?
Keluarnya air dari vagina
Celana dalam yang selalu basah
Jika ibu menyadari adanya tanda-tanda KPD, cobalah mencium cairan yang keluar, cairan ketuban biasanya berwarna pucat dan tidak berbau sedangkan urin berbau amonia, gunakan pembalut wanita dan segera hubungi tenaga kesehatan seperti bidan atau dokter. Gejala KPD dapat menyerupai kondisi medis lain.
Bagaimana tenaga kesehatan dapat memastikan ketuban pecah dini sudah terjadi?
Tenaga kesehatan akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dengan melihat leher rahim apakah mengeluarkan cairan ketuban
Tes pH (asam atau basa) pada cairan yang ditemukan
ADVERTISEMENT
Melihat cairan di bawah mikroskop (akan memberikan gambaran khas cairan ketuban)
Pemeriksaan ultrasonography (USG)
Pengobatan pada ketuban pecah dini
Usia kehamilan ibu, kondisi kesehatan sekarang dan riwayat kesehatan yang dimiliki
Kesiapan terhadap prosedur atau terapi yang nantinya akan diberikan
Keinginan yang ingin dicapai dari terapi tersebut
Pendapat ibu
Pengobatan yang diberikan pada kasus ketuban pecah dini termasuk:
Rawat inap di rumah sakit
Melakukan observasi tanpa terapi (pada beberapa kasus KPD prematur, selaput dapat menutup dan berhentinya cairan dengan sendirinya)
Melakukan pengawasan terhadap tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri, peningkatan denyut jantung dan tes laboratorium
Memberian ibu obat kortikosteroid yang dapat membantu proses pematangan paru janin (paru yang belum matang adalah masalah bagi bayi yang prematur). Namun kortikosteroid membuat rentan terhadap infeksi
ADVERTISEMENT
Antibiotik
Tokolitik (obat untuk mengurangi kontraksi rahim)
Persalinan (jika KPD membahayakan nyawa ibu dan janin, maka persalinan segera dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah)
Sayangnya, belum ada cara untuk mencegah secara aktif terjadinya KPD. Namun, KPD erat kaitannya dengan bahaya merokok sehingga sangat disarankan agar ibu dapat berhenti merokok.
Semoga bermanfaat.
By: Dr. Peter Wijaya Sugijanto