Konten dari Pengguna

Kontra Indikasi Imunisasi DPT

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
21 Juli 2018 17:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kontra Indikasi Imunisasi DPT
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Imunisasi DPT merupakan bentuk pemberian vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit difteri atau penyakit infeksi bakteri Corynebacterium diptheria, di mana bakteri tersebut dapat menyebabkan peradangan selaput lendir pada bagian hulu kerongkongan, batang tenggorokan dan pangkal tenggorokan, pertussis atau batuk yang keras, menular dan bahkan mematikan. Bakteri tersebut biasa menyerang anak-anak usia 2-6 tahun. Kontra indikasi imunisasi DPT dapat dilihat dari beberapa riwayat gejalanya.
ADVERTISEMENT
Imunisasi DPT adalah singkatan dari imunisasi Difteri, Petusis dan Tetanus. Imunisasi ini diwajibkan oleh pemerintah untuk diberikan kepada anak-anak, bertujuan agar anak terhindar dari penyakit tersebut dan agar sistem kekebalan tubuhnya menjadi lebih kuat.
Kontra Indikasi Imunisasi
Kontra indikasi imunisasi paling absolut terhadap vaksin yang mengandung komponen pertussis (DPwT, TdaP dan DPaT) adalah orang-orang yang memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi yang cukup serius dan menyerang dengan cepat, serta orang yang memiliki riwayat encephalopathy atau gangguan pada otak. Beberapa kontra indikasi imunisasi DPT di antaranya:
Adanya riwayat reaksi alergi sistemik ketika akan dilakukan pemberian vaksin berikutnya
Setelah pemberian vaksin, timbul kumpulan gejala disfungsi sistem saraf
ADVERTISEMENT
Riwayat keadaan tubuh anak menjadi demam tinggi pada saat pemberian vaksin sebelumnya
Riwayat keadaan tubuh anak menjadi lemah serta respon yang minimal (hypotonic-hyporesponsive) dalam 48 jam pasca pemberian vaksin sebelumnya
Sesudah melakukan pemberian vaksin sebelumnya, anak terus menangis selama lebih dari 3 jam dan mengalami kejang selama 3 hari.
Selain itu, terdapat beberapa kontra indikasi imunisasi DPT seperti kejang, kelainan otak atau kelainan saraf pada bayi baru lahir. Keadaan tersebut merupakan kontra indikasi imunisasi terhadap komponen pertussis, sehingga harus diberikan vaksin DT sebagai pengganti DPT. Seorang anak yang mengalami alergi terhadap pemberian imunisasi kombinasi DPT pada saat imunisasi DPT 1 merupakan kontra indikasi imunisasi yang absolut pada imunisasi DPT selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Adapun cara pemberian vaksin DPT adalah dengan menyuntikkannya ke dalam otot (intramuscular), yaitu disuntikan pada paha atas bagian depan dengan dosis sebanyak 0,5 ml. Sebaiknya penyuntikan imunisasi DPT dilakukan oleh dokter ahli.
Selain imunisasi DPT, ada juga imunisasi kombinasi vaksin DPT dengan Hepatitis B atau biasa dikenal dengan Imunisasi DPT Combo. Imunisasi DPT dikenal sebagai vaksin pentavalent,yaitu gabungan antara vaksin DPT dengan Hepatitis B ditambah vaksin Haemophillus Influenza tipe B (Hib) yang memiliki manfaat sebagai perlindungan agar tubuh tahan terhadap lima penyakit sekaligus.
Meskipun kontra indikasi imunisasi DPT dapat menyebabkan demam dan lainnya, namun saat ini orang tua tak perlu khawatir, sebab kini sudah ada imunisasi DPT yang tidak memberikan efek samping demam.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.