Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Lakukan Hal Ini Ketika si Kecil Tidak Ingin Ditinggal
1 November 2018 14:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejak anak berusia 6 bulan, banyak Moms yang mengeluhkan si Kecil tidak ingin di tinggal. Jika ditinggal sebentar saja, anak akan menangis hebat. Moms, inilah saatnya anak memasuki masa SEPARATION ANXIETY.
ADVERTISEMENT
Separation Anxiety adalah masa di mana anak tidak ingin ditinggal, atau ketakutan jika berpisah dengan orang terdekat. Hampir semua anak mengalami masa Separation Anxiety. Biasanya kondisi ini sangat normal.
Kondisi ini kerap terjadi ketika anak memasuki usia 6 bulan - 18 bulan. Dimasa ini, si Kecil sudah memiliki rasa cemas akan perpisahan. Karena si Kecil mulai menyadari dia dan ibunya merupakan individu yang terpisah (mengingat ketika di dalam kandungan, si Kecil dan ibu merupakan satu kesatuan). Sehingga timbul rasa cemas yang berlebihan ketika harus berpisah dengan ibunya. Dalam hal ini, si Kecil selalu merasakan kenyamanan, rasa aman, senang ketika berada di samping ibunya. Ia akan mengutarakan perasaan cemas akan ketidaknyamanan dengan cara menangis.
ADVERTISEMENT
Biasanya masa Separation Anxiety akan berakhir pada rentang usia 18 bulan - 30 bulan. Karena di masa ini, si Kecil akan mengerti bahwa dia mampu berpisah dengan ibunya, dan hingga ibunya kembali, semua akan baik-baik saja.
Tanda Bayi Memasuki Masa Separation Anxiety
Biasanya si Kecil akan menangis jika berpisah dengan Moms (walau dalam waktu yang singkat).
Si Kecil menempel erat pada Moms.
Si Kecil takut bertemu orang asing.
Tangisan segera berhenti ketika dipeluk oleh orang tua.
Bangun dari tidur jika mengetahui orang tua tidak berada di sampingnya.
Apa yang Harus Dilakukan?
Hindari meninggalkan si Kecil diam-diam, atau meninggalkannya ketika dia tidak konsentrasi kepada Moms. Karena hal ini justru akan semakin membuatnya cemas, sehingga Moms akan semakin sulit meninggalkan si Kecil.
ADVERTISEMENT
Ajak si Kecil bermain cilukba, karena lewat permainan ini kita dapat mengajarkan bahwa kita tetap berada di sekitarnya walau tidak kelihatan.
Komunikasikan dengan si Kecil. Katakan alasan mengapa kita meninggalkannya, dan bahwa kita akan kembali bersamanya.
Tepat waktu dan sesuai janji. Jika kita ingin meninggalkannya, kembalilah tepat waktu dan sesuai janji kita dengan si Kecil.
Tetaplah berbicara dengannya. Jika kita harus meninggalkan si Kecil dalam jarak yang cukup dekat, tetaplah berbicara kepadanya, sehingga dia tahu Moms berada di sekitarnya.
Ajarkan si Kecil untuk melambaikan tangan. Sebaiknya Moms berpamitan ketika ingin meninggalkannya. Ajarkan si Kecil untuk melambaikan tangan, sebagai tanda kesiapan Moms akan meninggalkannya.
Segera kembali kepadanya, saat ia sudah menunjukkan tanda tidak nyaman. Jika si Kecil sudah mulai rewel, sebaiknya Moms segera mendampinginya, sehingga dia merasa nyaman kembali.
ADVERTISEMENT
Membiasakan si Kecil bermain dengan ayah atau orang terdekat lainnya.
Konsisten pada jam tidur si Kecil. Separation Anxiety bisa menjadi salah satu penyebab si Kecil tidak tidur, karena rasa cemas akan perpisahan sementara ketika tidur. Di sini Moms harus konsisten pada jam tidur, ciptakan suasana tidur senyaman mungkin, sehingga ia bisa tidur tepat waktu.
Berikan pujian dan pelukan. Jika si Kecil berhasil menahan diri hingga Moms kembali bersamanya, berikan pujian dan pelukan sebagai bentuk apresiasi kepadanya.
Semoga bermanfaat.
By: Yenty Jessica