Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Breastfeeding Jaundice: Kuning pada Baby A
22 Agustus 2019 10:39 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Breastfeeding Jaundice: Kuning pada Baby A
ADVERTISEMENT
Baby A terlahir melalui proses sectio pada week 37 dengan berat 3,1kg. Proses sectio dilakukan lebih awal dikarenakan baby A terlilit tali pusat dan gerak kurang aktif. Proses operasi dan pemulihan berjalan lancar. Saya bertekad baby A harus asi eksklusif, alhamdulillah asi saya keluar di hari ketiga. Pada hari keempat, walaupun baby A terlihat kuning, kami boleh pulang dari RS karena bilirubin baby A masih tergolong normal (10).
ADVERTISEMENT
Kontrol DSA 1 (baby A 1 minggu): masih kuning.
Dokter bertanya apakah asi cukup? Asi cukup bisa ditandai dengan merembesnya asi pada payudara yang satu ketika menyusui dengan payudara lainnya. Saya jawab: ya cukup (saat itu rembesan asi yang saya tampung bisa mencapai 40ml). Apakah bayi BAK rutin minimal 6x per hari? Saya jawab: YaMulailah nasihat terdengar, "susui terus dan jemur tiap pagi". Saya sudah tahu - baby A anak kedua saya - dan semua sudah saya lakukan. Baby A dijemur tiap pagi dengan durasi 15-20 menit. Baby A nyusu sering sekali bahkan setiap setengah jam sekali walaupun memang durasinya pendek sekitar 5-10 menit lalu tertidur. Bangunkan dong! Sudah yah (mulai dari buka bedong, kelitik telinga, kelitik telapak kaki, dll.) tapi baby A tetap tidak mau lanjut nyusu.
ADVERTISEMENT
Kontrol DSA 2 (baby A 1 bulan): masih kuning dengan kenaikan berat badan hanya 200gr.
Dari beberapa artikel yang saya baca normalnya kuning pada bayi menghilang di umur 2 minggu, jika kuning melebihi 2 minggu dikhawatirkan terdapat kerusakan pada hati dan / saluran empedu. Dengan kekhawatiran tsb, DSA merujuk kami untuk cek kembali kandungan bilirubin baby A. Alhamdulillah bilirubin direct dalam batas wajar, kekhawatiran kerusakan hati/empedu dapat ditepis namun total bilirubin masih tinggi mencapai 13,5. Kemungkinan terdapat masalah pada kuantitas asi yang terminum atau istilah kerennya breastfeeding jaundice.
Breastfeeding jaundice merupakan kuning pada bayi dikarenakan kurangnya konsumsi asi sehingga bilirubin yang terbuang melalui BAK/BAB menjadi lebih sedikit/lebih lambat. Didiagnosa seperti itu oleh DSA saya tak lantas terima.
ADVERTISEMENT
Mengapa saya rasa asi saya cukup -ditandai dengan banyaknya rembesan- masih dibilang kurang konsumsi asi? DSA jawab: Dengan menyusui langsung, tidak dapat dipastikan kuantitas asi yang terminum bayi. Kurangnya konsumsi asi bisa karena 2 faktor: produksi asi yang sedikit atau memang si bayi malas menyusu. Ketika bayi malas menyusu dan payudara jarang dipompa maka produksi akan turun.
Bayi saya tidak terlihat dehidrasi, mengapa dibilang kurang konsumsi asi padahal aktif, BAK & BAB rutin? DSA jawab: frekuensi BAB/BAK tidak dapat menjadi indikator mutlak bayi cukup asi karena kita tidak bisa mengetahui jumlah banyaknya BAB/BAK tersebut.
Saran DSA:
Sementara jangan menyusui langsung, lakukan pompa payudara langsung minimal 3 jam sekali, dan berikan asip hasil pompa tersebut melalui botol, sehingga kita bisa pantau produksi dan konsumsi asi apakah cukup atau tidak. Untuk bayi 1 bulan minimal konsumsi asi 70-100ml, cukupi kekurangan konsumsi asi dengan susu formula.Mendengar itu saya menangis, ok untuk kedua kalinya lagi saya tidak bisa asi eksklusif mungkin ada salah di saya juga tidak mulai pompa kosongkan asi sejak hari pertama. Well, saya memang bukan ibu wonderwoman yang sempat pompa 2-3 jam sekali mengingat kondisi saya yang harus urus anak pertama dan Baby A menyusu setengah-satu jam sekali. Tidak ada bantuan urus anak sama sekali -kalau saya cuti, mama saya tidak mau bantu urus anak sama sekali.
ADVERTISEMENT
Saya lakukan saran DSA hanya sekali untuk membaca pola produksi asi saya. Hasilnya? Menyedihkan, hasil pompa hanya 40ml artinya kurang 60ml untuk mencukupi konsumsi susu baby A per 3 jam sekali. Hari berikutnya dengan bismillah dan yakin pada kata-kata sakti "supply akan mengikuti demand", saya tidak ikuti saran DSA, saya tetap menyusui langsung dan coba pompa kosongkan jika ada waktu, susu formula tetap diberikan 1 x 60ml.
Kontrol DSA 2 (baby A 1,5 bulan): Alhamdulillah sudah tidak kuning dan kenaikan berat badan 1kg
Dari cerita saya, buat mommies semua jangan memandang sebelah mata ibu yang tidak asi eksklusif, bersyukurlah atas apa yang dimiliki dan janganlah terlontar pertanyaan “kenapa ga asi eksklusif saja?” Setiap ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, walaupun akhirnya menambah konsumsi susu formula, pasti ibu sudah memiliki banyak pertimbangan. Semangat mengASIhi!
ADVERTISEMENT